Dosen UII Kisahkan Pengalaman Akademik dan Dakwah di Amerika
Mengikuti konferensi akademik internasional di kota San Antonio, Texas, Amerika Serikat menjadi kesempatan emas bagi dosen UII, dr. Syaefudin Ali Akhmad, M.Sc untuk berdakwah. Disampaikan Ustadz Udin, panggilan akrabnya, ia hadir di San Antonio dalam rangka mengikuti kegiatan ilmiah yang diinisiasi The American Society for Biochemistry and Molecular Biology (ASBMB). Kegiatan itu berlangsung di University of the Incarnate Word, San Antonio pada 25–28 Juli 2019. Kegiatan bertemakan “Transforming Undergraduate Education in the Molecular Life Sciences” itu dihadiri setidaknya 100 orang dari berbagai profesi medis bidang Anatomi, Fisiologi Farmakologi Biokimia dan Kimia Fisika. ASBMB sendiri adalah organisasi nirlaba yang beranggotakan ahli kimia, biokimia dan biologi molekuler dari seluruh negara bagian Amerika Serikat yang tergabung dalam forum Experimental Biology (EB).
“Selaku member dari ASBMB dan juga peserta konferensi, kami membawakan presentasi poster berjudul Lesson Learnt from Biochemistry Online Learning of Harvard Medical School untuk berbagi pengalaman selama kami mengikuti kursus 2 bulan secara online di Harvard Medical School”, tambahnya. Poster memuat informasi lengkap mulai dari persyaratan, biaya, model pembelajaran, materi, penilaian, dan evaluasi programnya dengan segala kelebihan dan kekurangannnya melalui aplikasi Cerego dengan pendekatan Adaptive Learning.
“Manfaat positif sebagai member ASBMB adalah mengetahui perkembangan ilmu, pengalaman, dan bukti terbaru dalam pendidikan biokimia serta bisa mengikuti perkembangan terbaru khususnya di dunia penelitian biokimia dan biologi molekuler”, tambahnya.
Namun satu pengalaman paling berkesan bagi Ustadz Udin adalah kesempatan berdakwah dengan para migran Muslim yang ada di kota San Antonio. “Di sebuah restoran, kami bertemu dengan pengungsi asal Irak bernama Ahmad. Ia mengaku sudah tidak lagi sholat dan dan cenderung menjadi agnostic karena sakit hati dengan ISIS. Lama berdiskusi dengan kami dan kami ajak untuk kembali kepada kalaimatun sawa yaitu kalimat tauhid dan alhamdulillah akhirnya diam mau menjaga paasswordnya surga yaitu kalimat thoyyibah Laa ilaaha illallah”, kisahnya.
Selain itu, ia juga bertemu dengan muslim asal India yang menjadi guru ngaji dan sekaligus pemilik madrasaah di Chicago. Dari perjalanan apartemen ke apartemen, ia juga mengunjungi komunitas muslim yang berbahasa melayu dan komunitas muslim dari Asia Selatan yang telaten menjaga amal agama dan menghidupkan amal masjid di tengah godaaan materialisme yang begitu kuat.