,

Diplomatic Course Melatih Kemampuan Diplomasi Mahasiswa

Program Studi Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia (HI UII) kembali mengadakan kegiatan Diplomatic Course untuk kali kedua di tahun 2017 ini. Kegiatan yang dilaksanakan pada Sabtu (14/10), merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh HI UII setiap tahunnya sebagai proses pembelajaran mahasiswa terkait proses persidangan dan bagaimana melakukan diplomasi serta proses lobbying yang baik dan benar.

Kegiatan Diplomatic Course dibuka oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya (FPSB UII), Dr.rer.nat Arief Fahmi, MA., HRM., Psikolog. Dalam sambutannya, Arief fahmi menyampaikan kesannya mengenai kegiatan rutin yang dilakukan prodi HI UII ini. “Acara Diplomatic Course memiliki peran penting di Program Studi HI untuk meningkatkan soft skill dan belajar langsung dari sisi praktisi agar kelak bisa mendarmabaktikan keilmuannya untuk Indonesia.

Penyelenggaraan diplomatic course kali ini terbagi menjadi dua sesi. Pada sesi pertama disampaikan oleh Drs. Isman Pasha MH, yang saat ini sebagai Kepala Sub-Direktorat Kerjasama Pembangunan Sosial, Direktorat Kerjasama Sosial-Budaya ASEAN, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia. Tema materi yang disampaikan adalah bagaimana proses merumuskan dan menyusun kertas posisi (position paper).

Mahasiswa peserta diharapkan dapat mempraktikkan merumuskan posisi kertas delegasi Indonesia dalam diskusi pertemuan formal ASEAN mengenai keamanan manusia di Indonesia, Asia Tenggara.
Sementara itu pada sesi kedua, disampaikan materi oleh Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kemenlu RI, H.E. Salman Al Farisi, S.E. Dalam materinya, Salman Al Farisi membahas mengenai analisis peran dan respon ASEAN dalam krisis kemanusiaan yang saat ini terjadi pada etnis Rohingya.

Salman Al Farisi menyampaikan materinya dari sudut pandang pemerintah Indonesia dan mewakili ASEAN secara umum. Kepala Program Studi Hubungan Internasional, Irawan Jati, S.IP., M.Hum., MSS., juga turut menyampaikan pandangannya dari sudut pandang akademisi mengenai isu yang sedang hangat di ASEAN tersebut. (MHH/RS)