Daun Kangkung Berpotensi Dikembangkan Jadi Obat Herbal Anti Diabetes
Kangkung, tanaman yang biasa tumbuh di kawasan berair sudah lama dikenal sebagai sayuran dan bahan masakan. Sifatnya yang mudah tumbuh di berbagai tempat menjadikan tanaman ini mudah diperoleh dan tersedia sepanjang tahun. Namun siapa sangka jika daun tanaman tersebut ternyata tidak hanya nikmat dikonsumsi namun juga memiliki khasiat untuk mengobati penyakit diabetes melitus. Ekstrak daun kangkung dinilai memiliki kandungan yang dapat membantu penurunan kadar gula darah dan memperbaiki fungsi pankreas. Kandungan anti oksidan yang bermanfaat bagi tubuh juga ditemukan dalam ekstrak daun kangkung tersebut. Potensi daun kangkung sebagai obat herbal ini dapat menjadi terobosan dalam terapi pengobatan penyakit diabetes melitus.
Sebagaimana diungkapkan oleh peneliti UII, Dr. Farida Hayati, M.Si., Apt terkait dengan penelitiannya yang mengungkap khasiat daun kangkung sebagai obat herbal. Menurut Dr. Farida Hayati, penelitiannya berawal dari data empiris yang diyakini masyarakat bahwa kangkung memiliki khasiat anti diabetes. Berangkat dari itu, ia kemudian menindaklanjutinya dengan mengadakan penelitian intensif terhadap kandungan daun kangkung. Ia juga menggandeng peneliti UII lainnya, yakni Pinus Jumaryatno, Ph.D, Arde Toga N, dan Ari Wibowo.
“Pengembangan daun kangkung sebagai alternatif pengobatan diabetes melitus telah kami teliti secara komprehensif meliputi aspek standarisasi ekstrak, efek toksisitas, efek farmakologi, dan studi fitokimianya”, terang Dr. Farida Hayati yang selama tiga tahun terakhir aktif meneliti kandungan kangkung.
Menurutnya, salah satu tantangan untuk menghasilkan obat herbal daun kangkung adalah mengekstrak kandungannya menjadi dosis yang kecil namun berkonsentrasi tinggi. “Kalau tidak seperti itu, pembuatan obat jadi kurang efektif karena membutuhkan bahan mentah yang sangat banyak. Sementara ekstrak yang dihasilkan harus optimal”, tambahnya.
Selanjutnya, Dr. Farida Hayati juga sempat memastikan apakah pemberian ekstrak daun kangkung memiliki dampat negatif bagi kesehatan. Tahapan ini cukup penting dalam fase pengembangan obat herbal karena untuk memastikan aspek keamanannya ketika dikonsumsi manusia. “Hasil uji kami menunjukkan pemberian ekstrak daun kangkung terstandar termasuk kategori praktis tidak toksik dan pemberian secara berulang tidak berpengaruh pada kesehatan hewan uji coba”, ungkapnya.
Berdasarkan hasil tersebut, ia cukup optimis jika pembuatan obat herbal dari ekstrak daun kangkung ke depan akan semakin nyata terwujud. Hasil ini tentunya cukup menggembirakan bagi pengembangan terapi pengobatan alternatif penyakit diabetes melitus yang kini menjadi salah satu penyakit dengan jumlah penderita yang terus meningkat dari tahun ke tahun.