Cilacs UII Kembali Gelar Mini Cultural Festival
Cilacs UII kembali menggelar Mini Cultural Festival yang mana pada penyelenggaraan tahun 2017 ini menampilkan beragam kebudayaan dari 6 negara yaitu Indonesia, Perancis, Jerman, Jepang, Korea Selatan, dan Arab Saudi. Kegiatan yang juga diisi dengan acara berbuka puasa bersama dengan menikmati kuliner dari enam negara tersebut, dibuka oleh Aditya Suci selaku Ketua Panitia dan Kepala Departemen Marketing Cilacs UII.
Tidak hanya menampilkan makanan kuliner setiap negara, para peserta kelas Shortcourse Ramadan 2017 juga menampilkan kebolehan mereka dalam Class Performance yang menambah kemeriahan acara ini. Setiap kelas harus menampilkan kebudayaan negara dengan memakai pakaian khas masing-masing negara sesuai tema yang ditentukan. Acara tersebut juga dimeriahkan oleh peserta luar UII sekaligus dari warga asing dari program Couchsurfing salah satu staff di Cilacs UII.
Disampaikan Aditya Suci, ada yang terlihat berbeda pada acara tahun ini, selain menampilkan perform dan booth dari masing-masing kelas bahasa, Cilacs UII juga turut mengundang lembaga kampus dilingkungan UII yaitu Warung Prancis (WP) dan Aussie Banget Corner (ABC) yang untuk turut mempromosikan kegiatan masing-masing lembaga.
“Kami Berharap ke depan dapat terus bersinergi dengan WP dan ABC UII dalam berbagai program maupun kegiatan skala besar untuk turut serta mempromosikan UII,” ungkap Aditya Suci. Selain itu ia menambahkan, space outdoor yang lebih luas memberikan kenyamanan dan keleluasan para peserta.
Dijelaskan oleh Aditya Suci, acara tahunan ini sebagai wujud komitmen Cilacs UII dalam mengimplementasikan perannya sebagai lembaga yang bergerak tidak hanya pada bidang pelatihan bahasa namun juga memiliki perhatian khusus terhadap pembelajaran dan pemahaman budaya berbagai bangsa.
“Secara teknis Mini Cultural Festival ini dilekatkan pada program Short Course yang telah diselenggarakan setiap dua kali dalam setahun, dimana pada tahun ini sudah dilaksanakan awal tahun secara indoor dan kedua pada bulan Ramadhan ini secara outdoor,” tuturnya.
Disampaikan Aditya Suci, kegiatan ini juga menjadi nilai tambah (value added) bagi peserta khusus bahasa di Cilacs, sehingga mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan pengetahuan bahasa namun juga budaya. Hal menarik inilah yang menjadi ciri khas Cilacs UII yang tidak ditemukan pada lembaga kursus lainnya.
Kegiatan ini tidak menutup kemungkinan bisa dilaksanakan di cabang maupun kampus terpadu UII. Dari kegiatan ini diharapkan akan terus berlangsung setiap tahun dan semakin besar. “Selain dapat mempromosikan UII juga, bahwa di UII kegiatan kebudayaan seperti ini tidak luput dari perhatian,” jelasnya. (MNA/RS)