Cerdas Berinvestasi Menuju Kebebasan Finansial

Di zaman serba canggih dan mudah seperti saat ini mendorong masyarakat cenderung lebih konsumtif. Hal ini dapat menimbulkan masalah pada sisi keuangan secara personal. Islamic Economic Study Club (IESC) Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII mengulas tema ini melalui kuliah umum bertajuk Bijak Mengelola Uang dan Cerdas Berinvestasi Menuju Kebebasan Finansial yang digelar pada Sabtu (23/10).

Pengelolaan keuangan di Indonesia dapat dikatakan masih kurang baik. Survei HSBC menyatakan bahwa sembilan dari sepuluh orang Indonesia tidak siap ketika masuk masa pensiun. Rifka Mustafida, M.Sc., IBF. selaku pembicara menjelaskan, pensiun dinilai sebagai masa dimana pendapatan berkurang secara perlahan. “Mungkin juga ada beberapa yang kehilangan, oleh karenanya hal ini harus direncanakan sejak dini,” tutur Rifka.

Tidak hanya sampai di situ, literasi keuangan khususnya pada sektor keuangan syariah juga masih cukup rendah. “Berdasarkan survei dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2019, literasi Indonesia masih ada pada angka 9 persen, begitu juga pada tingkat inklusi keuangan, artinya hanya 9 dari 100 orang yang baru paham terkait literasi keuangan syariah,” terang Rifka Mustafida.

Lantas, mengapa kita perlu mengelola keuangan? Hal itu sebenarnya secara tidak langsung dijelaskan dalam Al-Qur’an, untuk senantiasa mengelola keuangan. “Surah Al Hasyr ayat 18 tepatnya, jadi kita harus benar-benar merencanakan apa yang harus kita lakukan esok hari,” ujar Rifka. Selain itu, harta adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hari kelak.

Menyambung, urgensi dari pengelolaan uang juga mencegah pribadi untuk melakukan hutang konsumtif. Hal yang paling penting sebenarnya adalah untuk mencapai kebebasan finansial. “Kemampuan untuk dapat melakukan apapun yang dibutuhkan tanpa mengkhawatirkan kondisi keuangan kita,” ucap Rifka. Selain itu, dengan mengelola keuangan, harapannya secara personal mendapatkan masa pensiun yang sejahtera.

Lebih lanjut, tahapan mengelola keuangan juga dijabarkan. Ada lima tahapan penting menurut Rifka, yakni menghitung pendapatan dari sumber manapun, menentukan kebutuhan hidup atau pengeluaran rutin, menentukan tujuan keuangan yang ingin dicapai, membuat alokasi dana, dan mengevaluasi kondisi keuangan secara rutin.

Setelah mengetahui tahapan mengelola keuangan tersebut, tentu hal yang perlu diketahui adalah menentukan tujuan keuangan. Dalam kuliah umum kali ini diperkenalkan metode SMART (specific, measurable, achievable, realistic, dan time limit). Salah satu tujuan keuangan dapat dicapai lebih cepat dengan melakukan investasi. Hal itu dikarenakan dapat memperoleh penghasilan tambahan.

“Dari pada duit-nya nganggur, kan mending diinvestasikan saja. Nanti dapat bagi hasil, sehingga dapat nambah penghasilan,” ajak Rifka. Dengan berinvestasi juga dapat melindungi aset dari penurunan nilai akibat adanya inflasi. “Setiap tahun harga barang berbeda, ketika inflasi terjadi tentu nilai uang akan turun. Dan dengan hal itu, kita juga makin mempunyai sedikit kemampuan untuk melakukan transaksi ketika nilai uang turun,” tandas Rifka. (KR/RS)