,

Bulan Ramadan Sebagai Syahrut Tarbiyah

Bulan Ramadan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu kedatangannya oleh seluruh umat Islam dimanapun berada. Bulan Suci ini merupakan bulan yang penuh berkah dan maghfirah, dimana begitu banyak kemuliaan dan keutamaan di dalamnya. Selain itu, bulan Ramadan juga dipahami sebagai syahrut tarbiyah atau bulan pendidikan.

Disampaikan Rektor Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D pada acara Pesantren Ramadan Rektorat UII 1438 H, di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito UII, Sabtu (10/6), sebagai Syahrut Tarbiyah UII mempunyai kewajiban untuk memfasilitasi para staf di lingkungannya dalam upaya meningkatkan ilmu, khususnya ilmu yang berkaitan dengan tuntunan agama Islam.

“Harapan dari diselenggarakannya kegitan ini diharapkan dapat meningkatkan ilmu kita dari tahun ke tahun, sehingga ketaqwaan kita bertambah,” tuturnya di hadapan tenaga kependidikan, cleaning service, satpam dan para pimpinan di lingkungan Rektorat UII.
Selain itu Nandang Sutrisno menuturkan, kedudukan ilmu dalam Islam sendiri sangatlah penting sehingga diwajibkan untuk mempelajarinya. Kewajiban menuntut ilmu ini terlihat dari banyaknya ayat AL qur’an yang mebahasnya.

Pada penyelenggaraan Pesantren Ramadan Rektorat UII kali ini menghadirkan tiga pemateri yakni dari Pondok Pesantren Pandanaran Yogyakarta, KH. Syarifuddin, LPPOM MUI Yogyakarta, Nanung Danar Dono, S.Pt., MP., Ph.D. dan Kepala SD Muhammadiyah Nitikan, Saijan, S.Ag., M.Si.

Dalam kesempatannya KH. Syarifuddin di antaranya menuturkan tiga hal sunah dalam berpuasa di bulan Ramadan. Sunah tersebut yakni menyegerakan berbuka, mengakhirkan saat saur dan meninggalkan kata-kata kotor dalam berbicara. Selain itu KH. Syarifuddin juga memaparkan hal-hal yang perlu diperhatikan menyikapi waktu imsak. Menurutnya ketika sudah memasuki waktu tersebut wajib untuk menghentikan makan atau minum.

“Rasulullah sebelum memasuki waktu subuh dalam bulan Ramadan mengisinya dengan membaca 50 ayat Al-Quran. Hal ini dapat dimaknai bagaimana Rasullah berhati-hati saat akan memasuki waktu berpuasa,” paparnya.

Sementara disampaikan Nanung Danar Dono, saat ini menurutnya makin banyak yang menjual makanan dan oleh-oleh yang ke halalannya dipertanyakan. Hal ini yang kemudian dinilai penting dan perlu mencermati sertifikasi dan labelisasi halal terhadap produk yang akan dibeli atau dikonsumsi.

”Konsumen muslim harus berhati-hati kerena makanan yang dikonsumsi akan masuk kedalam tubuh. Selain itu hendaknya juga berhati-hati dengan potensi penyebaran daging haram di Jogja,” imbuhnya.

Sementara itu, Saijan yang hadir dan memberikan ceramah diakhir sesi menuturkan materi tentang manisnya taqwa sebagai sarana menuju pintu surga bersama keluarga. Menuru Saijan di dalam berkeluarga perlu saling menutup kekurangan masing-masing. Lebih lanjut dipaparkan Saijan beberapa contoh tarbiyah di bulan Ramadan.

“Beberapa contoh tarbiyah di bulan Ramadan antara lain akan terbangun beribadah berlandaskan iman, terbangun sikap peduli terhadapa sesama, terbangun sikap jujur, terbangun sikap tanggung jawab dan terbangun sikap disiplin,” paparnya.