,

Blockchain Berperan Dalam Transaksi Keuangan Masa Depan

Pandemi Covid-19 tidak menjadi penghalang bagi Universitas Islam Indonesia (UII) untuk tetap menjalin kerjasama dengan universitas asing. Salah satunya nampak melalui acara Colloquium: Blockchain Experience in 2021 dengan Saxion University, Belanda. Blockchain merupakan sebuah catatan transaksi yang mampu menghubungkan individu sebagai pengguna (block) dalam sebuah daftar digital (chain). Webinar yang diselenggarakan Selasa (23/2) ini dihadiri oleh pimpinan kedua universitas dan diikuti lebih dari 500 peserta dari berbagai universitas, baik di dalam maupun luar negeri.

Terdapat tujuh pembicara yang merupakan para dosen peneliti dan praktisi blockchain dari kedua universitas. Empat pembicara yang berasal dari Universitas Islam Indonesia yakni Dr. Raden Teduh Dirgahayu, S.T, M.Sc, Dr. Ir. Arif Wismadi, M.Sc, Arum Handini Primandari, S.Pd.Si, M.Sc, dan Tuti Purwaningsih, S.Stat, M.Si. Sedangkan tiga pembicara lainnya berasal dari Saxion University yaitu Prof. Dr. Jan Veuger, Chhay Lin Lim dan Kees Tasselhof.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, mengapresiasi seminar yang menandai satu dekade kerjasama antar kedua universitas. Dia juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kepercayaan dan juga kerja sama yang baik antar kedua universitas. Guru besar bidang ilmu sistem informasi ini juga meyakini bahwa blockchain akan digunakan dalam aktivitas masyarakat dan pemerintah untuk memberi pelayanan publik di masa yang akan datang. Beliau juga menekankan bahwa berapa negara sudah menggunakan blockchain untuk mengelola dan mengamankan data.

Sedangkan Anka Mulder selaku Presiden Saxion University mengatakan bahwa universitasnya fokus mempersiapkan para pelaku bisnis muda yang akan berkiprah di level nasional, regional maupun global.

“Saat ini blockchain sudah familiar di kalangan mahasiswa dan dosen Saxion University. Semoga blockchain akan menjadi bagian penting bagi kerjasama kedua universitas di masa yang akan datang”, katanya. Ia juga menantikan kerja sama dengan UII di berbagai lini, seperti contohnya program pertukaran mahasiswa yang rutin dilaksanakan meski terhalang pandemi saat ini.

Para pembicara menjelaskan bahwa blockchain mampu berperan aktif dalam aktivitas ekonomi. Pemerintah juga kerap menggunakannya dalam mengelola keuangan daerah. Salah satunya melalui Badan Keuangan dan Aset Daerah yang diangkat oleh Arum Handini Primandari dalam penelitiannya berjudul Building an Initiation of Financial Reporting System Using Blockchain and Classification Analysis to Financial Distress. Walaupun memiliki peran penting, blockchain masih belum dikenal masyarakat luas sehingga masih banyak tantangan yang harus dihadapi untuk penerapan blockchain di masa yang akan datang.

Sementara Sander Harperink dari Saxion University menjelaskan bahwa kita harus mampu mengikuti perkembangan blockchain atau kita akan tertinggal dalam kemajuan dan perkembangan teknologi dunia. Senada, Raden Teguh Dirgahayu juga mengamini bahwa kita dihadapkan pada pilihan untuk menunggu kemajuan blockchain sebagai penonton atau berperan aktif dalam proses kemajuan tersebut.

Ngoc Ngo selaku Manajer Kerjasama Internasional Saxion University menambahkan kehadiran teknologi berperan penting dalam mempertahankan program mobilitas internasional, seperti nampak melalui webinar tersebut. Dia juga berharap segenap sivitas akademika kedua universitas bisa segera bertemu baik di Indonesia maupun Belanda. (AP/ESP)