Blended Learning, Solusi Tingkatkan Mutu Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (PAI FIAI) UII mengadakan Webinar Nasional “Blended Learning dan kelaboratoriuman Pendidikan Agama Islam: Antara Cita dan Fakta”. Acara yang diselenggarakan pada Sabtu (6/11) itu menghadirkan Dosen PAI FIAI Universitas Muhammadiya Malang (UMM), Saiful Amien, M.Pd. dan Dosen PAI FIAI UII, Moh. Mizan Habibi, M.Pd.I.
Dalam kegiatan yang dimoderatori oleh Fahrudin Mukhlis itu, Saiful Amien mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0 ini, sebaiknya model pembelajaran yang ideal harus bisa memanfaatkan segala kemajuan dan perkembangan zaman, seperti halnya adanya perkembangan laju teknologi yang begitu pesat.
“Kita dipaksa untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam kegiatan berkehidupan terutama di dalam pembelajaran. Hal itu yang coba kita lihat sebagai satu latar belakang bagaimana kemudian pembelajaran kita tidak menafikan perkembangan teknologi yang ada, dan disinilah peran dari teknologi pembelajaran dimana teknologi kita maknai sebagai suatu cara untuk menyelesaikan masalah,” ungkapnya pada acara yang dilaksanakan via Zoom itu.
Saiful Amien juga menafsirkan bahwa perkembangan teknologi sebaiknya sudah menjadi satu komponen tetap dalam regulasi pembelajaran kita saat ini. Oleh karenanya, adanya blended learning diharapkan dapat membuka jalan berpikir masyarakat khususnya akademisi untuk fokus meningkatkan kualitas peserta didik dengan memanfaatkan media yang ada disekitarnya.
“Teknologi pembelajaran berarti bagaimana kita merekayasa cara untuk menyelesaikan problematika yang kita hadapi di dalam pembelajaran, di antaranya adalah munculnya blended learning yang merupakan bagian dari ways of problem solving. Perkembangan IT memberikan pengaruh yang luar biasa pada pergeseran manusia berkegiatan termasuk di dalamnya adalah kegiatan kependidikan,” ucapnya saat memaparkan materi.
Dalam meningkatkan sarana pendidikan yang bermutu dan berkualitas, maka pendidikan di Indonesia seharusnya melek dengan realita yang ada. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengubah cara pandang pendidikan kita menjadi lebih interaktif antara guru dan murid. Sehingga model pembelajaran yang didesain dengan paradigma dan teknologi yang baik dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang progresif dan inovatif.
Di samping itu, Moh. Mizan Habibi selaku penyaji kedua dalam acara tersebut menyatakan bahwa blended learning merupakan salah satu solusi dari problematika pembelajaran masa kini, yang mana adanya blended learning itu menjadikan ruang gerak peserta didik menjadi lebih banyak dan lebih terjangkau.
“Blended learning kata kuncinya adalah kombinasi, jadi ruang nyata dan maya itu bisa dijadikan satu sehingga ruang belajarnya itu jadi lebih banyak dan lebih luas, kalau mahasiswa kita belajar sumber belajarnya tidak hanya ruang kelas itu dan gurunya saja tetapi ada sumber lain yang bisa diakses secara bersamaan, nah ini kata kuncinya adalah kombinasi,” ucapnya.
Moh. Mizan Habibi juga menambahkan bahwa metode pembelajaran blended learning sebaiknya dilakukan secara maksimal. Yakni dengan cara mengimplementasikan keberadaan teknologi dalam kehidupan nyata.
“Kemudian adalah integrasi, jadi tidak hanya ada ruang pembelajaran konvensional dan ada ruang pembelajaran online disaat yang bersamaan, tetapi dua hal itu harus menyatu. Jadi bukan dua hal yang berpisah dan tidak saling mendukung. Blended learning pada faktanya itu harus betul betul menyatu,” ungkapnya. (AMG/RS)