Berprestasi di Karate, Pendidikan Tetap Nomor Satu
Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) tidak hanya dikenal kerap unjuk gigi di bidang akademik. Di bidang lain, seperti olahraga dan seni pun mahasiswa UII juga tidak pernah sepi dalam meraih prestasi. Seperti ditunjukkan oleh karateka muda UII, Basuki Rahmat yang telah malang melintang di dunia olahraga bela diri khas Jepang itu. Belum lama ini, pemuda kelahiran Sangatta, Kalimantan Timur itu baru saja menjuarai even Pekan Olahraga Badan Pembina Olah Raga Mahasiswa Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (POR BAPOMI DIY) pada cabang perlombaan karate kumite putra kelas +84 kg. Ia tampil sebagai juara setelah berhasil mengalahkan atlet karate asal Universitas Sanata Dharma dan UIN Sunan Kalijaga.
Basuki Rahmat yang sehari-hari adalah mahasiswa jurusan Teknik Lingkungan UII memang telah mencintai karate sejak kecil. Sejak kelas 3 SD, pemuda berperawakan tinggi besar itu sudah sering mengikuti berbagai perlombaan karate di daerahnya. Meski orang tuanya bukan berlatarbelakang atlet, namun ia mampu menemukan olahraga yang sangat digemarinya itu hingga tampil sebagai karateka profesional.
Kepada staf Humas UII, Basuki menuturkan bahwa ketertarikannya pada karate merupakan naluri yang tumbuh sejak kecil. “Karate itu seperti sebuah naluri masa kecil, saya suka karate tanpa alasan meski orangtua saya pedagang dan ibu kadang suka khawatir kalau saya pulang latihan dengan membawa luka-luka”, ujarnya.
Berkat ketekunannya, berbagai perlombaan bergengsi telah menjadi santapan rutin baginya. Sebut saja Juara I Kumite Senior -84 Kg Putra pada Kejuaraan Karate Open Tournament se-Kalimantan Timur, Juara I Kumite perorangan +76 Kg putra Junior pada kejuaraan provinsi karate tingkat junior, dan cadet federasi olahraga karate–do Indonesia Kalimantan Timur, serta masih banyak lainnya.
Ia juga sering mengecap pengalaman tampil sebagai juara di level nasional, seperti Juara II kumite perorangan putra +76 Kg pada kejuaraan nasional Karate antar Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Se-Indonesia tahun 2012 dan Juara II kumite senior -84 kg putra dalam kejuaraan nasional inkado ke VIII tahun 2013. Belum lama ini juga, ia juga berhasil meraih medali emas pada Southeast Asean University Karate Championship SEBELAS MARET CUP yang berlangsung 24-26 Maret 2017.
Tetap Utamakan Pendidikan
Kendati sering mengikuti lomba dan menjadi juara, mahasiswa yang duduk di semester IV itu tidak ingin melupakan pendidikannya. Baginya pendidikan tetap yang terpenting. Pendidikan dapat menghantarkan seseorang pada berbagai kesempatan yang luas.
“Kadang menjadi juara dalam karate itu bukan tujuan utama, karena bagi saya pendidikan tetaplah nomor satu”, tambahnya.
Ditanya tentang suka duka, ia bercerita bahwa dalam karate luka ringan sampai luka berat adalah ‘oleh-oleh’. “Cedera sampai mata hampir pecah sudah pernah saya alami, tapi itu adalah oleh-oleh bagi saya” tukasnya ringan. Ia menambahkan bahwa kendati berulang kali cedera, semangat untuk menekuni karate tetap menarik perhatiannya.
Ke depanya ia berharap bisa mewakili Sangatta, Kalimantan Timur dan UII dalam Pekan Olah Raga Nasional (PORNAS). Ia juga berharap agar olahraga karate bisa semakin berkembang di UII.