Berlangsung Khidmat, UII Gelar Wisuda Daring di Masa Pandemi
Pandemi Covid-19 mendorong institusi pendidikan tinggi untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam menjalankan setiap aktivitas akademik. Seperti halnya pada pelaksanaan wisuda, yang pada kali ini tidak dapat digelar secara tatap muka. Merespon perubahan ini, wisuda di Universitas Islam Indonesia (UII) Periode IV dan V Tahun Akademik 2019/2020 pada Sabtu (27/6) digelar secara virtual dengan tautan https://www.uii.ac.id/wisudadaring.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. mengemukakan untuk kali pertama dalam sejarah UII menggelar wisuda secara daring. “Kita melakukan ikhtiar lain, karena wisuda secara fisik tidak mungkin diselenggarakan. Wisuda daring (secara asinkron) ini adalah yang pertama dalam sejarah UII sejak berdirinya pada 1945,” tuturnya.
Fathul Wahid menjelaskan, UII mewisuda 347 lulusan, terdiri dari 13 ahli madya, 282 sarjana, 51 magister, dan satu doktor. Para lulusan ini diharapkan dapat menebar manfaat dan menghadirkan maslahat. “Relevansi kehadiran UII di tengah mayarakat, salah satunya ditentukan oleh kiprah para alumninya yang hebat. Karenanya, kami tidak berhenti bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuat, semoga UII senantiasa dimudahkan berkhidmat untuk kemajuan umat,” tegasnya.
Ia menambahkan, sejak pertengahan Maret 2020 UII menjalankan pembelajaran secara daring dan kerja dari rumah. Menurutnya tidak semuanya dapat menerima dengan hati lapang. Ini adalah fakta sosial dan kita tidak mungkin menutup mata dan telinga darinya. Tetapi, hal ini dapat menjadi momentum mengevaluasi diri secara jujur, dengan terus meningkatkan kualitas pembelajaran yang mengharuskan adanya kerja sama harmonis antara mahasiswa dan dosen. “Selain itu, ide-ide yang mencuat pun kita tangkap dengan suka cita dan insyaallah kita rangkai menjadi inspirasi perbaikan di masa mendatang,” imbuh Fathul Wahid.
Fathul Wahid juga berpesan, setelah menyelesaikan studi para lulusan dapat menjalin komunikasi dengan ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII), yang keberadaannya tersebar di berbagai penjuru tanah air, bahkan di negeri manca.
“Di daerah tempat Saudara berkarya nanti, silakan jalin hubungan dengan IKA UII setempat. Insyaallah dengan demikian, Saudara dapat terus terhubung dengan sumber energi positif untuk mengembangkan jejaring, mendiskusikan kontribusi kolektif, tidak hanya untuk UII, tetapi lebih penting untuk berandil menyelesaikan beragam masalah riil yang ada di masyarakat,” paparnya.
Tak lupa, Fathul Wahid juga berpesan agar para lulusan tidak lupa dan berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung selama menempuh studi, salah satunya adalah peran kedua orang tua. “Menempuh studi bukanlah perjalanan sunyi seorang petapa. Dalam kesuksesan Saudara ketika menjalani studi terkandung kontribusi banyak orang, baik yang Saudara lihat dengan langsung, maupun yang secara senyap dilakukan tanpa Saudara ketahui,” ungkapnya.
“Saudara mungkin melihat para dosen mendampingi dalam diskusi dan sahabat menemani dalam mengaji. Tapi jangan lupa, nun jauh di sana, di luar radar, orang tua tidak hentinya mengirimkan doa terbaik untuk Saudara. Tidak jarang mereka bangun malam dengan niatan yang mulia dan harapan tinggi agar Saudara menjadi pribadi yang cakap dan berwatak,” imbuh Fathul Wahid.
Sementara itu, Direktur Direktorat Layanan Akademik (DLA) UII, Dr. Tatang Shabur Julianto, M.Si menyampaikan wisudawan dapat mulai melakukan pengambilan Ijazah, Transkrip Nilai, Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI), dan Kartu Alumni pada 3-10 Juli 2020 pukul 08.00-12.00 WIB. Mereka dapat mengambilnya di Ruang Pelayanan Terpadu DLA Gedung Rektorat Lantai I, Kampus Terpadu UII.
“Para lulusan diwajibkan untuk mengunduh antrian secara online terlebih dahulu di alamat: http://antrian.academic.uii.ac.id. Pengambilan nomor antrian dilaksanakan pada 22-27 Juni 2020 dengan kuota antrian perhari sebanyak 110 antrian. Ketika mengambil ijazah, wajib memperhatikan protokol kesehatan, seperti physical distancing, mengenakan masker, dan membasuh tangan dengan sabun/handsanitizier yang telah disiapkan”, imbaunya.
Pihaknya juga memberikan layanan permohonan scan Ijazah, Transkrip Nilai, dan SKPI dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan menggunakan akun e-mail UII dan dikirimkan ke e-mail [email protected].
Menyikapi Disrupsi Pandemi
Wakil Alumni UII, Prof. Rofikoh Rokhim, S.E., SIP., DEA., Ph.D., yang saat ini sebagai Guru Besar Perbankan dan Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, di Universitas Indonesia, mengemukakan kondisi saat ini telah menimbulkan disruption dalam kehidupan seluruh warga dunia.
“Disrupsi tersebut adalah pandemi Covid-19. Kondisi ini tidak mudah, tetapi harus kita lewati. Kita semua dituntut untuk merespon dan beradaptasi dengan cepat sesuai anjuran Presiden RI Joko Widodo, bahwa kita semua bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah yang membawa kita semua pada sebuah tatanan baru,” ungkapnya.
Menurut Rofikoh Rokhim, banyak hal kini diselenggarakan dengan cara-cara baru, termasuk di dunia pendidikan. Kuliah tidak lagi dari kelas. Kuliah diselenggarakan dari rumah, tugas dikerjakan secara online. “Bahkan saat ini saudara-saudara sekalian, yang kita jalankan adalah kita wisuda dengan online, yaitu wisuda dengan long distance 2020,” imbuhnya.
Disampaikan Rofikoh Rokhim yang saat ini juga sebagai Komisaris Independen PT BRI (Persero) Tbk., pertumbuhan dan kebangkitan kembali di masa mendatang diprediksi akan disertai dengan tata ekonomi dan kehidupan yang baru. Orang banyak menyebutkan sebagai new normal.
“Sekarang semua orang ‘ngomong’ new normal. New normal merupakan perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal, namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan, guna mencegah terjadinya penularan Covid-19,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengemukakan, perubahan tersebut tentu akan mempengaruhi dan berdampak luas di banyak sektor. Beberapa hal yang diprediksi akan berubah di era new normal di antaranya adalah bekerja dari rumah, work from home akan menjadi hal biasa. Pekerjaan akan dijalankan secara otomatis dan dari jarak jauh. Sehingga perusahaan yang menjalankan digitalisasi dan e-commerce akan tumbuh signifikan. Teknologi tele-medicine juga akan berkembang pesat, biaya pendidikan diprediksi semakin murah, dan negara akan memperkuat pasar domestiknya.
Begitu halnya juga di sektor usaha, new normal akan melahirkan industri yang beradaptasi dengan situasi baru. Beberapa industri yang akan tumbuh melesat saat new normal, di antaranya adalah sektor pertanian, manufaktur, rumah sakit, serta obat-obatan dan alat kesehatan. Sementara sektor industri yang bakal lama pulihnya dari dampak Corona adalah terkait dengan hospitality, seperti industri penerbangan, hotel, dan pariwisata. Namun, sekali sektor itu bangkit, akan pulih dan melesat secara cepat.
Bagaimana dengan industri perbankan? Menurut Rofikoh Rokhim perbankan adalah sektor penting, karena Indonesia adalah bank based country yaitu negara yang mayoritas kegiatan ekonominya bergantung pada perbankan. Hasil riset Mckinsey menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan aktivitas digital selama masa pandemi dan adopsi teknologi digital pada industri keuangan meningkat. Dimana, selama 6 bulan terkahir, 73% masyarakat telah mencoba mengadopsi teknologi digital dan 21% diantaranya adalah pengguna baru.
Bisa dibayangkan, ternyata pandemi ini mendorong orang untuk melek digital dalam melakukan transaksi keuangan perbankan. Tentu saja riset tersebut, sejalan dengan tren transaksi di dunia perbankan. “Transaksi perbankan melalui mobile dan internet banking mengalami peningkatan sekitar 60% di tengah pandemi Covid-19. Sementara perilaku berinteraksi dengan kantor dan ATM cenderung menurun. Selain adanya kekhawatiran tertular Covid-19, nasabah kini juga mulai merasakan kemudahan untuk melakukan transaksi dengan mobile banking maupun internet banking,” paparnya.
Peluang Kerja Saat New Normal
Bagaimana era new normal mengubah landscape pekerjaan untuk lulusan? Pandemi Covid-19 menjadi ujian bagi sektor usaha. Rofikoh Rokhim menyebutkan ada entitas usaha yang mampu bertahan, tetapi tidak sedikit yang tumbang. Kementerian Ketenagakerjaan RI melaporkan bahwa tenaga kerja yang terdampak Covid-19 sekitar 3,65 juta orang (per 2 Juni 2020). Diperkirakan tambahan pengangguran bisa mencapai 5,23 juta orang. Pada saat yang sama, pandemi ini mendorong entitas usaha untuk bekerja secara efisien tanpa butuh biaya yang banyak dan orang yang banyak.
“Artinya, perusahaan akan mencari profesi yang bisa memiliki ragam kemampuan. Kita semua harus bisa multi-tasking. Namun demikian, kondisi ini tidak semestinya dihadapi dengan rasa cemas atau takut. Jangan putus asa, wisudawan UII harus menjawab dengan semangat optimisme yang tinggi, inovasi, peningkatan skill yang beragam (multitalent), dan pengembangan diri yang terus-menerus (long life learning) menjadi tujuan tenaga kerja di era new normal,” terangnya.
Disampaikan Rofikoh Rokhim, pandemi membawa dua matra, yaitu tantangan baru sekaligus peluang-peluang baru. Goncangan besar pandemi Covid-19 menyebabkan ekonomi global dalam tantangan kontraksi yang sangat parah. Laporan Global Economic Prospects Juni 2020 dari Bank Dunia menyatakan bahwa ekonomi global akan terkontraksi hingga minus 5,2% tahun ini. Jika perkiraan tersebut terjadi, maka kontraksi ekonomi tersebut menjadi resesi terdalam sejak Perang Dunia II. Sementara itu, pasar ekonomi negara maju terkoreksi minus 7% dan pasar ekonomi negara berkembang juga diprediksikan terkontraksi minus 2,5% sepanjang tahun ini.
Lebih lanjut dikemukakan Rofikoh Rokhim, lalu bagaimana dengan Indonesia? Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2020 tertekan cukup dalam. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat tetap tumbuh 2,97%. Angka tersebut, memang lebih rendah dari kuartal sebelumnya. Akan tetapi angka ini masih lebih bagus, karena masih positif.
Namun demikian, laporan Bank Dunia juga menyebutkan bahwa pertumbuhan Indonesia tahun 2020 diperkirakan akan konstan, mungkin hanya tumbuh 0%. Angka prediksi tersebut diantaranya merupakan imbas dari perekonomian global yang melambat baik di negara maju maupun berkembang.
“Namun kita semua tetap akan berusaha agar perekonomian Indonesia tetap dapat tumbuh positif. Melihat proyeksi tersebut, pemerintah melakukan langkah korektif dan antisipatif melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang menjadi andalan dari upaya pemerintah menanggulangi dampak keberlanjutan pandemi Covid-19 terhadap perekonomian dalam negeri,” pungkasnya.