Beribadah Dilandasi Cinta Akan Terasa Nikmat

Lembaga Dakwah Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII CENTRIS mengadakan Tabligh Akbar CENTRIS 2019 “Antara Aku, Kamu, dan Allah. Tabligh akbar pada hari Jum’at (1/11) di Auditorium FTI UII Gedung KH. Mas Mansyur itu diisi Ustadz Ransi Al Indragiri.

Dalam ceramahnya, Ransi Al-Indragiri mengatakan bahwa cinta adalah kata kunci karena di dalamnya mengandung kekuatan. Perbaikilah hubungan dengan manusia dan perbaikilah hubungan dengan pencipta dengan beribadah kepada Allah. Ia pun mengutip Surah Al-Baqarah ayat 30 yang berisi tentang dialog antara Allah dan malaikat-Nya.

“Allah menjelaskan sebuah kata sifat yaitu khalifah bukanlah langsung merujuk kepada manusia. Jika Allah ingin makhluknya hanya bertasbih kepadanya maka ia tidaklah akan menciptakan manusia tetapi yang Allah inginkan adalah hubungan antara ritual dan sosial sehingga terjadinya keseimbangan.” Ungkapnya.

Ransi Al Indragiri juga menambahkan bahwa hubungan dengan manusia janganlah berlebihan. Seperti sebuah ungkapan dalam film yang digemari remaja Indonesia, Dilan. Di dalamnya terdapat kalimat yang mengatakan “Jangan rindu. Ini berat. Kau takkan kuat. Biar aku saja”

“Apakah ini benar atau salah? Jika kalimat ini diganti dengan sesuatu yang lebih bermakna dan menimbulkan kerinduan yang lebih baik. Kenapa harus dengan kalimat tersebut,” ungkapnya.
Ransi Al Indragiri mengutip Surah Ar-Rum ayat 21 yang menjelaskan keadaan makhluk-Nya yang diciptakan saling berpasang-pasangan.

“Allah telah menciptakan manusia berpasang-pasangan sehingga cinta akan terasa nikmat jika melayani. Antara aku dan kamu akan nikmat jika sesuai aturan yaitu dengan menjadi sah. Cinta karena Allah bukan sebelum sah tetapi jika sudah sah. Jika kita mencintai Allah maka akan nikmat kita melayani Allah dengan sholat atau ibadah lain tanpa mengeluh.” ungkapnya.

Terkait dengan nikmat jika melayani, ia menjelaskan tentang Rasulullah SAW. Ketika beribadah beliau dalam sholatnya rata-rata memiliki waktu yang sama yang artinya jika bacaan surah dalam sholatnya 1 jam maka waktu dalam rukuk dan lainnya akan sama.

“Menurut hadis riwayat Muslim, Nabi melaksanakan sholat hingga kedua mata kakinya bengkak padahal beliau telah diampuni dosa yang lalu dan yang akan datang oleh Allah. Ia beribadah seperti itu sebab ia ingin menjadi hamba yang bersyukur. Yang artinya jika kita melakukannya dengan ikhlas karena Allah pasti semua yang kita jalani tidak akan menjadi beban. Karena cinta itu nikmatnya melayani.” pungkasnya. (ANR/ESP)