Berdayakan Masyarakat Lewat Pupuk Organik Baynic
Desa Beji yang terletak di Gunung Kidul merupakan wilayah yang memiliki luas tanah sawah yang cukup besar yaitu 272,65 Ha. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani. Masyarakat Desa Beji juga memelihara hewan ternak berupa sapi maupun kambing sebagai sumber pendapatan tambahan. Beberapa kendala yang dihadapi masyarakat seperti banyaknya limbah organik seperti limbah buah, lidah buaya, dan limbah peternakan yang tidak terkelola dengan baik sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Selain itu, para petani juga mengeluh kesulitan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi serta tingginya harga pupuk tersebut. Di sisi lain, terbatasnya lapangan pekerjaan membuat para pemuda desa kurang produktif.
Berangkat dari hal itu, sekelompok mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) di bidang Pengabdian Masyarakat tergerak hatinya untuk membantu. Tim ini diketuai Fayola Akmal dengan anggota Maulana Tri Wijaya, Raihanah Yumna Aulia, dan Siva Nur Salsabila. Sementara dosen pembimbingnya yakni Ir. Ali Parkhan, M.T.
“Tim mahasiswa UII berusaha memaksimalkan potensi alam serta sumber daya yang ada di Desa Beji. Program pengolahan pupuk organik dari tim kami yaitu BAYNIC menjadi program andalan yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang dialami masyarakat di Desa Beji”, kata Fayola.
Fokus utama tim adalah pada aspek-aspek yang dapat menunjang serta membantu masyarakat/mitra. Tim membantu menyelesaikan masalah yang ada dengan memanfaatkan lidah buaya serta sampah organik lainnya seperti buah-buahan yang melimpah sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk organik BAYNIC.
Diharapkan dengan adanya penyelesaian ini, kebutuhan pupuk dan produktivitas masyarakat di Desa Beji dapat tercapai. Adanya capaian, tujuan, dan keselarasan program kami dengan PKM-PM dapat menjadikan tim kami lolos pada tahap pendanaan kegiatan PKM. Sekarang tim kami berlanjut ke tahapan terakhir dari pelaksanaan PKM yaitu PIMNAS. Selain itu, adanya keunikan tersendiri dari bahan yang kami gunakan menjadikan poin plus program ini lolos.
Saat ini, kami telah melakukan uji coba pupuk BAYNIC pada pertanian yang terletak di Desa Beji Gunung Kidul. Hasilnya, tanaman tersebut memiliki buah dan batang yang lebih besar, lebih kuat, dan gulma yang tumbuh disekitar tanaman tersebut pun juga sedikit.
Masyarakat desa Beji sangat antusias dengan adanya program yang kami bentuk. Hal ini dikarenakan saat ini pupuk bersubsidi yang tersedia sangat terbatas dan harganya sangat melambung tinggi. Pengelolaan sistem BAYNIC ini dibantu oleh para Pemuda Desa Beji, sehingga dengan adanya program ini para pemuda di sana menjadi lebih produktif dan penghasilan mereka juga meningkat.
Guna menunjang keberlanjutan program ini, Desa Beji direncanakan menjadi desa mitra Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. Selain itu, BAYNIC juga diproyeksikan akan dikelola oleh BUMDes Desa Beji di masa yang akan datang. Sehingga, diharapkan masyarakat Desa Beji dapat terus meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan BAYNIC serta berkomitmen untuk terus mengoperasionalkannya ke depan.