Belanda Tawarkan Kemudahan Sebagai Tempat Studi
Mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri merupakan idaman banyak mahasiswa, tidak terkecuali bagi mahasiswa di Universitas Islam Indonesia (UII) yang ingin memperdalam ilmu pengetahuannya. Menjembatani hal tersebut, Kantor Urusan Internasional UII bekerja sama dengan Nuffic Neso menyelenggarakan info session tentang studi di Belanda, pada Kamis (20/9), di Auditorium Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP), Gedung Muhammad Natsir UII.
Info session yang disampaikan oleh perwakilan Nuffic Neso Inty Dienasari (Education Promotion NESO) membahas tuntas mengenai beasiswa di Belanda. Ia memaparkan alasan-alasan sehingga Belanda menjadi salah satu tujuan untuk melanjutkan studi. Inty Dienasari mengatakan bahwa terdapat beberapa kemudahan bagi calon mahasiswa asing belajar di Belanda, diantaranya kemampuan berbahasa Inggris orang Belanda sangat tinggi. Sehingga calon mahasiswa tidak harus menguasai Bahasa Belanda.
“Kesempatan kerja seluas-luasnya (part time) bagi mahasiswa juga menjadi salah satu alasan untuk sekolah di Belanda, selain itu Belanda menawarkan kesempatan kerja setelah menyelesaikan sekolah,” ujarnya.
Inty Dienasari juga memberikan gambaran biaya hidup di Belanda. Hal tersebut merupakan salah satu hal penting untuk dipertimbangkan saat ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Ia membandingkan biaya hidup antara di Belanda dengan Australia dan Singapura, ternyata biaya hidup di Belanda masih tergolong murah dibanding keduanya.
Ulasan-ulasannya berlanjut pada jenis-jenis beasiswa yang ditawarkan. Salah satunya StuNed, beasiswa yang berasal dari pemerintah Belanda. StuNed merupakan beasiswa yang dikhususkan untuk Indonesia. Ia menambahkan bahwa beasiswa StuNed akan memberikan peluang yang besar dibandingkan Orange Knowledge Program (OKP) dan Holland Scholarship. Dimana keduanya merupakan beasiswa dari pemerintahan Belanda.
Persyaratan untuk dapat lolos seleksi menjadi faktor terpenting saat awal mengajukan beasiswa. Seperti nilai IPK, kemampuan berbahasa Inggris, pengalaman organisasi dan lainnya. Akan tetapi yang menjadi sorotan dalam penjelasan Inty Dienasari adalah motivasi pada diri masing-masing mahasiswa dalam mengikuti suatu program studi.
Ia mengarahkan audience yang hadir agar memiliki motivasi dan tujuan yang mengerucut dan tidak secara umum. “Sebab motivasi tersebut memiliki poin yang besar dalam proses seleksi. “Jarang ada orang yang tahu motivasinya,” pungkasnya. (NR/RS)