Banyak Pasien Menunda Perawatan di Masa Pandemi
Ketika pandemi Covid-19 berlangsung, masyarakat merasa khawatir untuk pergi ke rumah sakit. Tidak sedikit pasien berpenyakit kronis selama pandemi menunda perawatan. Hal ini tentunya akan berdampak buruk melihat keadaan pandemi yang belum berakhir. Dampak lainnya adalah rumah sakit mengalami penurunan performa sampai 80%, bahkan ada beberapa diantaranya yang kolaps. Hal ini yang kemudian membuat Rumah Sakit UII cepat merespon dengan melakukan adaptasi.
“Kami menyediakan layanan konsultasi dokter secara online melalui video call dan pengantaran obat gratis. Kami ingin pasien yang takut datang ke rumah sakit untuk tetap berobat. Hal tersebut agar meningkatkan sensus rawat jalan yang sempat turun sekitar 30% saat awal pandemi. Rumah sakit tetaplah menjadi tempat yang paling aman, yang berisi tenaga profesional selama pandemi Covid-19,” jelas dr. Widodo Wirawan, M.P.H. yang merupakan Direktur Rumah Sakit UII.
Hingga 10 April 2021, sebanyak 4.697.396 masyarakat sudah divaksin lengkap Covid-19. Namun, ternyata masih banyak juga masyarakat yang ragu akan kemanfaatan vaksin Covid-19. Orang yang pertama di vaksin adalah Presiden Joko Widodo dan selanjutnya dilakukan secara bertahap mulai dari tenaga kesehatan, petugas publik, masyarakat rentan, dan masyarakat lainnya. Lansia yang awalnya tidak dianjurkan untuk melakukan vaksinasi karena tidak diikutkan uji klinis, saat ini justru menjadi prioritas dikarenakan banyaknya penyakit komorbid.
Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Fakultas Kedokteran UII dr. Erlina Marfianti, M.Sc., Sp.PD. mengemukakan, vaksinasi Covid-19 memiliki banyak manfaat seperti membentuk herd immunity, mengurangi transmisi virus Covid-19, menurunkan angka kematian, dan melindungi masyarakat. Target vaksinasi di Indonesia adalah 70% dari populasi atau sekitar 181.554.465. “Vaksin yang memiliki izin edar di Indonesia adalah Sinovac, Sinopharm, Biofarma-Sinovac, Eijkman, Astra Zeneca, Moderna, dan Pfizer BioNTech. Setiap vaksin memiliki kekurangan dan kelebihan, juga efek samping yang berbeda,” terangnya.
“Melakukan vaksinasi merupakan salah satu ikhtiar kita selama pandemi Covid-19. Setelah divaksin kita tetap harus melakukan protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah 5M. 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas,” pesan dr.Erlina Marfianti
Selanjutnya dr.Gesit Purnama GD, Sp.THT-KL, dosen Fakultas Kedokteran UII sekaligus penyintas Covid-19 membagikan bagaimana pengalamannya berhasil sembuh dari virus Covid-19. ”Gejala yang dirasakan oleh pasien Covid-19 bisa bervariasi mulai dari batuk, nyeri tenggorokan, hilangnya indera perasa dan penciuman. Gejala yang paling serius adalah saat pasien merasa kesulitan bernapas, nyeri dada, dan hilang kemampuan bergerak,” sebutnya.
“Awal terkena Covid-19 yang dirasakan pastinya adalah bingung, kaget, khawatir terhadap keluarga. Hal yang pertama saya lakukan adalah menanyakan ke ahli meskipun saya sendiri seorang dokter. Menjalani isolasi, menenangkan hati pikiran, berpikir positif, berserah diri, dan berdoa kepada Allah Swt,” ungkapnya. (UAH/RS)