Bambooland Indonesia Kenalkan Produk Inovatif Olahan Bambu
Indonesia memiliki berbagai jenis bambu yang berpotensi dikembangkan menjadi produk inovatif guna memberi nilai tambah ekonomi maupun lingkungan. Sebagaimana pengembangan bambu di Dusun Ngepring, Desa Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa yang terletak di kaki Gunung Merapi ini merupakan salah satu desa mitra Universitas Islam Indonesia. Salah satu produk unggulannya adalah menciptakan karya dari turunan bambu melalui program Bambooland Indonesia.
Topik tersebut sebagaimana tergambar dalam Creative Fam Trip Indonesia Creatives Cities Festival (ICCF) 2018 ke Bambooland Indonesia, pada Sabtu (20/10) bertempat di Bamboo Living Laboratory, Purwobinangun, Sleman, DIY. Acara tersebut dihadiri oleh beberapa komunitas, pegiat kota, pelaku usaha, akademisi, dan pemerintah daerah dari 160 kota untuk mengikuti perkembangan kota kreatif di Indonesia.
Ketua Pengelola Bambooland Indonesia, Yulianto P. Prihatmaji menuturkan bahwa Bambooland merupakan program pemuliaan tanaman bambu dan produk turunannya melalui pendampingan masyarakat bagi pemanfaatannya secara beradab dan lestari.
“Program ini merupakan upaya pemuliaan rumpun bambu dan membangun industri bambu bersama masyarakat menjadi sesuatu yang bernilai tambah secara ekonomi maupun lingkungan, seperti furniture, konstruksi, kuliner, fashion, dst”, tuturnya.
Lebih lanjut, Yulianto P. Prihatmaji yang juga Dosen Arsitektur UII menyampaikan bahwa salah satu upaya untuk melestarikan dan memberdayakan bambu di Indonesia ialah melalui pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.
“Masa depan bambu itu bukan ada pada akademisi maupun arsitek, akan tetapi masa depan bambu itu ada pada masyarakat sekitarnya, makanya kita berdayakan masyarakatnya”, ungkapnya.
Sementara salah satu peserta ICCF 2018, Ady Ampolo menyatakan bahwa Bambooland merupakan salah satu contoh sinergi yang baik antar stakeholder guna membangun kota kreatif di Indonesia.
“Ini merupakan kreativitas yang sangat luar biasa, karena tersedianya sumber daya alam yang melimpah dapat pula tercipta kerjasama yang baik dengan sumber daya manusia yang ada, baik itu dari komunitas maupun masyarakat”, pungkasnya. (IH/ESP)