Badan Sistem Informasi UII Gelar Workshop Single Sign On & Identity Federation
Badan Sistem Informasi Universitas Islam Indonesia (BSI UII) menyelenggarakan “Workshop Single Sign On & Identity Federation” di Alana Hotel Yogyakarta pada Senin (10/7). Workshop ini diikuti oleh 54 peserta yang terdiri dari perwakilan universitas, pemerintah, rumah sakit, Internet Service Provider (ISP), serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Yogyakarta.
Acara ini bekerja sama dengan Hewlett Packard (HP) dan Galva Technologies (GTC). Adapun pembicara pada workshop tersebut, M. Andri Setiawan. Ph.D. (CIO Universitas Islam Indonesia), Pandu Bangun Asmoro, S.Kom. (DevOps Universitas Islam Indonesia), dan Agus Setiawan, S.Kom. (Sys Admin Universitas Islam Indonesia) serta Muhammad Farhan Sjaugi (Vice President Engineering and Services).
Dalam kesempatannya, Muhammad Andri Setiawan menjelaskan terkait “Identity, Why and What Primary.” Menurutnya, identity merupakan hal yang sangat penting. “Karena saya paham identity ini seharusnya menjadi core bagi sebuah enterprise,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia menerangkan bahwa prinsip identity harus memuat 3A yaitu, Authentication, Authorization, Accounting (AAA). Ketiganya merupakan istilah framework yang berguna dalam mengontrol akses secara cerdas ke sumber daya komputer yang digunakan, kebijakan penggunaan, keperluan audit, serta menyediakan informasi yang diperlukan untuk layanan yang ada. Gabungan dari ketiga proses ini dianggap penting untuk manajemen jaringan dan keamanan yang efektif.
“Sistem identitas itu sistem yang mengelola identifikasi digital, mengotentikasi dan mengotorisasi pengguna, dan menerapkan tindakan keamanan seperti kerumitan kata sandi, kebijakan penguncian akun, dan otentikasi multi faktor, ini sangat penting,” jelasnya.
Di sesi lainnya, Muhammad Farhan Sjaugi menyampaikan materi yang bertajuk “Extending Your Enterprise IDMS Scope with Identity Federation.” Ia menjelaskan banyak manfaat dari End-User serta Administration dalam suatu perusahaan.
Manfaat End-User di antaranya: (1) kemudahan manajemen akun pengguna (pengguna tidak lagi harus mengelola berbagai akun dan kata sandi), (2) privasi dipertahankan (pengguna mengidentifikasi diri mereka secara lokal dengan institusi asal mereka, kemudian hanya meneruskan atribut yang relevan dan diperlukan ke sumber daya, menjaga privasi seperlunya, (3) serta kenyamanan dan keamanan.
“Administration di dalam enterprise juga memiliki manfaat untuk mengintegrasikan layanan,” tegasnya.
Beberapa manfaat yang dimaksud adalah, mampu mengintegrasikan pengguna, layanan, dan penyedia sumber daya baru dengan lebih cepat dan mudah, mengurangi kebutuhan penyediaan akun per layanan serta dapat memperluas layanan manajemen identitas dan sumber daya yang ada. Di akhir penyampaiannya, ia juga menjelaskan terkait identitas perusahaan di luar lingkup universitas. (LMF/ESP)