Aspek Bahan Baku Penting Menjaga Kualitas dan Mutu Produk
Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan pelatihan bagi personalia CV. Bina Syifa Mandiri yang merupakan salah satu Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT) di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, dan sedang berkembang sejak tahun 2005.
Aspek bahan baku (simplisia) menjadi bagian penting bagi CV. Bina Syifa Mandiri untuk menjamin kualitas dan mutu produk secara berkelanjutan. Salah satu bahan baku yang digunakan dalam produk ini adalah simplisia rimpang temulawak.
Pelatihan yang diketuai oleh Sirikit Wangi Sarindang (2014) dan beranggotakan Illah Rahmawati (2014), Tri Senja Aprilia (2014), Tendy Kurniawan (2016) serta Dia Purnika (2017), ini dilakukan melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti.
Di bawah bimbingan Bambang Hernawan Nugroho, M.Sc., Apt. melalui Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Kemenristekdikti pelatihan bertujuan untuk mencegah masuknya simplisia rimpang temulawak yang tidak sesuai standar.
Disampaikan Sirikit Wangi disela-sela pelatihan pada Jumat (13/7), banyak sekali pemasok simplisia yang menambahkan dan mencampurkan simplisia rimpang temulawak dengan bahan-bahan lainnya, hingga diragukan keasliannya.
“Sebelum melakukan pelatihan ini, kami telah melakukan observasi dan pengamatan langsung terkait kondisi di CV. Bina Syifa Mandiri. Pelatihan di Laboratorium Biologi Farmasi UII kali ini diikuti oleh beberapa personalia CV. Bina Syifa Mandiri yakni bagian Staf Laboratorium, Produksi, Ekstraksi dan bagian Gudang,” paparnya.
Sirikit Wangi menuturkan, pelatihan yang dilaksanakan meliputi identifikasi simplisia rimpang temulawak secara mikroskopik, makroskopik, dan uji Kromatografi Lapis Tipis. Selain itu juga dilakukan pelatihan terkait manajemen gudang, pelabelan status bahan baku dan juga terkait dokumentasi penerimaan bahan baku simplisia rimpang temulawak yang baik dan benar.
Dari hasil kuisioner yang diberikan sebelum dan sesudah pelaksanaan pelatihan, terdapat peningkatan pemahaman dari personalia CV. Bina Syifa Mandiri terkait cara identifikasi, manajemen gudang dan dokumentasi penerimaan simplisia rimpang temulawak yang sesuai dengan standar.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan ke depan CV. Bina Syifa Mandiri dapat menjaga kualitas dan keaslian simplisia rimpang temulawak secara kontinyu. Selain itu ilmu yang didapatkan melalui pelatihan dapat diterapkan untuk meminimalisir adanya pemalsuan rimpang temulawak,” pungkasnya.