,

Arsitek UII Ucapkan Sumpah Profesi

Program Profesi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Islam Indonesia menggelar Sumpah Profesi Arsitektur periode I tahun 2018. Bertempat di ruang Auditorium Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, 26 arsitek baru melakukan Sumpah Arsitektur pada Kamis, (05/04) yang dipimpin oleh Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) DIY yang juga merupakan ketua Program Profesi Arsitektur Ir. Ahmad Saifudin Muttaqi, MT, IAI,AA.

Sumpah Arsitektur ini merupakan wujud komitmen yang ikhlas kepada diri sendiri dan tuhan untuk menjujung tinggi etika profesi dalam bekerja. Selain dihadiri oleh para arsitek baru dan wakilnya, turut hadir Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Nandang Sutrisno, SH., LLM., M.Hum., Ph.D, pimpinan fakultas dan prodi, serta perwakilan dari Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) DIY, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) DIY dan perusahan-perusahaan di bawah asosiasi terkait.

Dalam sambutannya, Nandang Sutrisno berpesan kepada para arsitek baru untuk tidak lupa akan sumpah profesi yang sudah diucapkan, dan selalu membawanya kemanapun dan kapanpun. Selain itu, kepada ke-26 arsitek baru ia juga mengingatkan untuk selalu berpegang teguh pada etika profesi.

“Profesi apapun, termasuk profesi arsitek harus berpegang teguh pada etika profesi. Etika ini adalah norma baik atau buruknya yang berasal dari organisasi profesi dan ini pun harus dijadikan pegangan kapanpun dan dimanapun.” Ujarnya.

Di samping itu, menurutnya setiap profesi tidak boleh bertentangan dengan hukum yang berlaku di manapun. Melakukan pelanggaran terhadap kode etik tetapi belum tentu melanggar pelanggaran hukum. Tetapi sebaliknya, jika melakukan pelanggaran hukum maka sekaligus melanggarkan etika profesi.

Nandang Sutrisno juga menyinggung tantangan yang akan dihadapi oleh para arsitek Indonesia belakangan ini. Tantangan ini sekaligus menjadi kesempatan yang bagus untuk para arsitek muda. “Karena kita sekarang sudah memasuki Asean Economic Community, peluang Arsitek Indonesia akan menjadi lebih besar untuk berkarya di luar Indonesia, namun yang harus diwaspadai oleh para arsitek yaitu mereka harus mampu bersaing secara ketat dengan para arsitek dari luar Indonesia yang juga ingin berkarya di Indonesia.” Jelasnya. (NIQ/ESP)