Arsitek Masa Depan Diminta Tak Canggung Berkolaborasi Multidisiplin
Program Studi Profesi Arsitek (PPAr), Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia (FTSP UII) menggelar Sumpah Keprofesian Arsitek Angkatan ke-11 Tahun Akademik 2022/2023. Acara yang berlangsung di Auditorium FTSP UII pada Sabtu siang (29/7) itu diikuti oleh 19 arsitek baru, para orangtua lulusan, pimpinan fakultas & prodi, serta perwakilan organisasi profesi dan asosiasi pendidikan tinggi arsitek.
Ketua Prodi PPAr UII, Ar. Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, IPM., IAI dalam laporannya menyampaikan sebanyak 13 arsitek berhasil meraih predikat cumlaude. Para lulusan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan salah seorang di antaranya merupakan mahasiswa internasional dari kota Toulouse, Prancis.
Ia kemudian menambahkan PPAr di UII ditempuh selama satu tahun dengan 36 sistem kredit semester. Para mahasiswa tersebut juga mengikuti sembilan mata kuliah wajib dan pilihan. “Mereka juga belajar architect leadership dengan beragam disiplin ilmu di mata kuliah studi arsitek profesional multidisiplin di kampus bersama dengan tenaga ahli multidisiplin berbagai jurusan lain,” ujarnya.
Sedangkan Ar. Sandhy Sihotang, IAI yang mewakili Ketua Ikatan Arsitek Indonesia mengatakan pihaknya mengapresiasi proses yang telah dilalui lulusan arsitek dan mengucapkan selamat bergabung ke organisasi profesi.
Sementara itu, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. dalam sambutannya mengajak segenap arsitek baru untuk tidak canggung berkolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya dalam mencapai tujuan bersama. Ia meyakini untuk memecahkan permasalahan yang semakin kompleks seperti sekarang dibutuhkan kerja sama multidisiplin yang baik.
Selanjutnya, ia menyebut dari perspektif teknologi informasi yang digelutinya, terdapat peluang kolaborasi yang menjanjikan dengan arsitek di masa mendatang. Seperti dicontohkan dalam penggunaan software BIM (Building Information Modelling) yang memungkinkan arsitek dan disiplin ilmu lain mendesain bangunan secara holistik dari hulu hingga hilir.
”Internet of Things (IoT) memungkinkan objek fisik terhubung ke internet dan bertukar data dengan perangkat lain. Dan dalam arsitektur hal ini telah membuka peluang untuk menciptakan bangunan pintar (Smart Buildings) yang dapat mengoptimalkan penggunaan energi, meningkatkan kenyamanan, bahkan memberikan pengalaman yang lebih interaktif kepada penghuninya,” jelasnya.
Isu lain yang dinilainya menarik adalah arsitektur hijau dan energi terbarukan yang memungkinkan bangunan memanfaatkan sumber energi secara optimal. ”Pesan besarnya adalah menganilis masalah lintas kacamata menjadi sangat penting sehingga saya berpesan kepada Saudara semua buka peluang itu pintu lebar-lebar untuk bekerja sama dengan kawan-kawan disiplin yang lain,” tutupnya.