Arsitek Islam Lahirkan Beragam Konsep Arsitektur Hebat
Islam memiliki konsep arsitektur yang hebat. Seperti dijelaskan dalam QS. Ar Ruum ayat 41 tentang kerusakan di laut dan darat yang dibuat oleh manusia, mendorong seorang arsitek untuk selalu memperhatikan faktor dan kondisi lingkungan sebelum merancang bangunan. Selain itu, dalam sejarah kebudayaan dan peradaban Islam muncul para ilmuwan hebat baik yang hidup di masa-masa kejayaan Islam pada abad pertengahan maupun era saat ini.
Al Walid I yang merancang renovasi Masjidil Haram di Mekah, Masjid Nabawi di Madinah dan mengubah sebuah gereja menjadi masjid di Damaskus merupakan salah satu contoh arsitek Muslim yang hidup di era kejayaan Islam. Hal ini disampaikan Sekretaris Jurusan Arsitektur UII Dr. Ing Nensi Golda Yuli, S.T., M.T., ketika menerima kunjungan siswa-siswi SD Bina Anak Sholeh (BIAS) yang menjadi peserta PKL virtual pada Rabu (24/2).
Selain itu, Nensi menyebut ada beberapa arsitek muslim lainnya yang hidup pada masa kejayaan Islam seperti Al Kemi dan Al Haytam. Di masa kini, muncul bereberapa arsitek muslim di Indonesia seperti Ridwan Kamil yang mendesain masjid As Safar di rest Area tol Cipularang KM 88 dan Munich B. Edress yang menjadi bagian tim renovasi Masjid Istiqlal. Di negara lain, muncul arsitek Muslim seperti Zaha Hadid yang berkebangsaan Inggris-Iran dan Hasan Fathi seorang arsitek yang menyelesaikan pendidikan nya di Universitas Kairo 95 tahun yang lalu.
Dalam pemaparannya, Nensi juga memperkenalkan dua bangunan peninggalan Islam yang terkenal di seluruh dunia yakni Istana Al Hambra, Granada yang dibangun umat muslim bangsa mor pada abad ke-13 masehi. Ia menjelaskan bahwa bangunan ini memiliki keunikan yakni dikelilingi oleh mata air. Selain itu, Nensi juga memperkenalkan Hagia Sophia kepada anak-anak sebagai bangunan Islam terkenal di Istanbul Turki yang telah berulang kali berganti status dari gereja, masjid, musem hingga kembali menjadi masjid.
Dalam acara ini juga hadir juga dosen Program Studi Arsitektur lainnya yakni Arif Budi Sholihah, S.T., M.Sc., Ph.D. Ia mengatakan bahwa selain negara barat, beberapa negara muslim juga sudah mampu membangun gedung pencakar langit seperti Petrones Tower di Kuala Lumpur Malaysia, Burj khalifa di Dubai yang dibangun tahun 2007 dan pernah menjadi menara pencakar langit tertinggi di dunia, Jeddah Tower di Saudi Arabia hingga Dubai Creek Tower yang digadang-gadang akan menjadi menara tertinggi di dunia. Arif Budi juga mengenalkan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa arsitektur UII. Ia menghimbau para siswa untuk belajar dengan giat jika ingin menjadi seorang arsitek yang handal di masa yang akan datang.
Kunjungan SD Bias kali ini diikuti oleh lebih dari 300 siswa-siswi yang berasal dari berbagai daerah seperti Pati, Yogyakarta, Magelang, Temanggung dan lainnya. Program PKL Virtual sendiri memiliki tujuan untuk memberikan edukasi tentang profesi arsitek serta menumbuhkan semangat belajar dalam membangun cita-cita anak khusus nya menjadi arsitek muslim yang berperan aktif dalam proses kemajuan Islam di bidang Aristektur.
Ir. Hj. Rr Tri Retno Andari, M.B.A. selaku perwakilan Bias Boarding School mengatakan bahwa PKL virtual ini merupakan salah satu program PKL yang dimiliki oleh SD Bias di seluruh Indonesia. PKL virtual ini dilaksanakan dalam rangka memastikan bahwa pandemi tidak menjadi penghalang program-program BIAS. Dalam sambutannya Andari juga menjelaskan bahwa SD Bias juga memiliki program PKL lainnya seperti PKL Kalimantan, merupakan salah satu cara yang bertujuan untuk menambah pemahaman siswa mengenai luas nya wilayah Indonesia sekaligus mengenal Kalimantan lebih jauh. Berikutnya, ada juga PKL seperti Singapura yang bertujuan untuk mengenaikan start up digital dan tate kelola Google. (AP/RS)