Apoteker UII Ikrarkan Sumpah Profesi
Program Studi Profesi Apoteker Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Islam Indonesia (UII) Menggelar Sumpah Profesi Apoteker Angkatan ke-33. Kali ini sebanyak 121 lulusan yang terdiri dari 96 perempuan dan 25 laki-laki, menjalani prosesi pengambilan sumpah profesi di Auditorium Abdulkahar Muzakkir Kampus Terpadu UII pada Kamis (26/9).
Dalam pelaksanaan sumpah kali ini, tampak hadir Rektor UII, Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia, Noffendri, SSi., Apt., Perwakilan Dinas Kesehatan D.I.Y, Dra. Siti Badriyah, Apt., M.Kes. dan Ketua Komite Farmasi Nasional, Drs. Purwadi, Apt., M.M., M.E.
Fathul Wahid dalam sambutannya menyampaikan bahwa tantangan dan permasalahan di bidang farmasi yang nantinya akan dihadapi oleh para penyandang profesi apoteker termasuk para apoteker lulusan UII, di antaranya adalah banyaknya beredar obat palsu dan obat kadaluarsa, serta ketergantungan terhadap bahan baku obat dari luar negeri yang masih sangat tinggi.
Disampaikan Fathul Wahid obat palsu dan kadaluarsa yang beredar merupakan ancaman yang harus segera diatasi. Menurut BPOM, peredaran obat palsu dan kadaluarsa di negara berkembang seperti Indonesia sebanyak 25 persen dari jumlah total obat yang beredar. Sebagian besar obat palsu dijual melalui system online/daring yang meliputi obat tradisional, generic, paten, dan obat bebas.
“Selain itu, menurut Menko Perekonomian, menyebutkan bahwa 90 persen bahan baku obat masih diimpor. Hal ini sangat disayangkan mengingat bahwa Indonesia memiliki ribuan spesies tanaman obat yang tersebar di berbagai daerah. Salah satu kendala dalam pengembangan industry farmasi adalah kurangnya penelitian dan pengembangan,” jelasnya.
Noffendri dalam sambutannya berharap para lulusan dapat memanfaatkan ilmu yang telah didapatkan untuk mengabdi kepada Indonesia dengan cara menyasar ke daerah-daerah di luar Pulau Jawa. Ikatan Apoteker Indonesia saat ini sedang mengupayakan mengenai adanya jenjang karir bagi profesi apoteker. “Maka dari itu, para apoteker diharapkan fokus dalam memilih jenjang karir. Baik itu di pelayanan, industri maupun distribusi,” ujarnya.
Sementara Purwadi di hadapan Apoteker lulusan UII menyampaikan bahwa Apoteker sangat dibutuhkan di kota besar maupun di daerah-daerah kecil, karena profesi ini sangat penting di masyarakat. Persebaran tenaga kesehatan khususnya apoteker belum merata sampai ke daerah-daerah.
“Selama ini persebarannya masih berpusat di kota. Padahal, tenaga kesehatan dan apoteker sangat dibutuhkan di daerah-daerah. Salah satunya untuk meningkatkan pengawasan dan perhatian kepada penyebaran obat-obatan di kalangan masyarakat Indonesia seluruhnya,” ungkapnya. (RRA/RS)