Alumni UII Peroleh Beasiswa Doktor Muda Kemenristekdikti
‘Rendah gunung, tinggi harapan’ nampaknya jadi peribahasa yang cocok bagi Muhammad Brado Prasetyo. Alumni UII Program Studi Teknik Elektro ini berhasil memperoleh Beasiswa Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) yang diselenggarakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) tahun 2019. Mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan kampus ini sejak awal memang bercita-cita melanjutkan studi dengan beasiswa.
Dalam wawancaranya, Brado, panggilan akrabnya mengaku bahwa Beasiswa PMDSU 2019 ini merupakan program beasiswa percepatan. “Beasiswa percepatan yang artinya merangkap S2 dan S3, namun saat kelulusan hanya mendapat gelar doktor saja,” ungkap Brado.
Mengutip dari buku panduan PMDSU 2019, hal ini bertujuan untuk menjamin transparansi dalam proses pemberian Beasiswa untuk Pendidikan Pascasarjana di dalam negeri. Selain itu, Direktorat Kualifikasi Sumber Daya Manusia, Direktorat Jendral Sumber Daya Iptek dan Dikti ingin menghadapi tantangan untuk meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi jenjang doktor.
Brado juga mengungkapkan bahwa Beasiswa PMDSU 2019 mencakup uang administrasi studi hingga lulus, uang bulanan, dan uang penelitian. Brado, dalam menepuh studi S1 telah melakukan tiga penelitian konferensi internasional di Malaysia, Indonesia, dan Korea yang menunjang proses seleksi Beasiswa PMDSU 2019.
Salah satu tahapan seleksi yang harus dilalui Brado adalah rekomendasi professor dari bidang studi S1, beberapa dokumen seperti rekap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan sertifikasi Bahasa Inggris.
“Tidak ada permintaan untuk membuat esai (seperti beberapa beasiswa lain), tetapi pemohon harus menghubungi professor, selain menyatukan perspektif, juga harus meyakinkan beliau bahwa pemohon layak untuk mendapatkan beasiswa dan sanggup berkolaborasi untuk melaksanakan penelitian dengan profesor terkait”, jelas Brado.
Brado, lalu menyampaikan pesan bagi mahasiswa untuk bisa mendapatkan beasiswa di masa mendatang.
“Diperlukan kegigihan dan upaya yang besar karena kita (sebagai pemohon) akan dibiayai oleh penyelenggara, kita juga harus bisa meyakinkan mereka bahwa kita layak dari segi kemampuan. Membuktikannya bisa lewat IPK atau rekomendasi professor dan diperkuat dengan publikasi jurnal internasional, atau konferensi yang telah diikuti.” Pungkas Brado.
(IG/ESP)