Ajak Masyarakat Cerdas Kelola Data, UII Gelar Seminar Nasional Satria Data
Dalam rangka meningkatkan edukasi dan peran data terhadap masyarakat, Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Seminar Nasional dan Pembukaan Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2022, kegiatan yang diselenggarakan via streaming YouTube pada Sabtu (15/10) itu bertemakan “Genggam Data Kuasai Dunia Menuju Era Otomatisasi”.
Kegiatan yang berkolaborasi dengan Balai Pengembangan Talenta Indonesia (BPTI) itu juga menghadirkan Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., Dosen Statistika UII, Karina Yusanta Ayu, City Growth Lead, Grabfood Yogyakarta, Grab Indonesia – Yogyakarta, dan Priagung Khusumanegara sebagai Lead Data Scientist Telkomsel.
Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menyampaikan bahwa klasifikasi pengolahan data terbagi menjadi 3 bagian, pertama adalah terdorong data, terinformasi data (data inform), dan yang ketiga adalah terinspirasi data (data inspire).
“Ini tergantung bagaimana kita bersikap, apakah kita berada pada level terdorong data, terinformasi data atau terinspirasi data. Jika kita bersikap terdorong data kita mendasarkan keputusan hanya berdasarkan data, tidak bertanya lebih lanjut lagi, tidak menggunakan akal sehat kita. Sedangkan terinformasi data, di sini kita punya kesadaran kontekstual dalam melihat data dan sekaligus kita menggunakan akal sehat kita,” ungkapnya saat menyampaikan sambutan.
Ia menambahkan masyarakat tidak boleh menelan mentah-mentah data yang disajikan. Masyarakat diharapkan dapat memberikan timbal balik berupa evaluasi terhadap data-data yang telah diterima, tentunya dengan melibatkan akal sehat dan membuat hipotesis-hipotesis terhadap data yang telah didapatkan.
“Sedangkan untuk terinspirasi data, kita juga melibatkan kreatifitas, kita menggunakan akal sehat dalam mengolah data, membangun narasi di depannya bahkan kita membangun hipotesis, mengimajinasi kemungkinan-kemungkinan yang ada, ketika kita sudah berada di titik itu, maka kita akan lebih banyak fokus kepada interpretasi data, dan kita membangun kecakapan kita untuk membangun cerita di belakang data,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Asep Sukmayadi, S.IP., M.Si., selaku Plt. Kapus Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) berpendapat bahwa negara saat ini membutuhkan talenta-talenta muda yang dapat berperan aktif menjaga stabilitas keamanan negara. Hal itu dapat dilakukan dengan turut berkontribusi menjaga big data negara melalui informasi teknologi.
“Fenomena Bjorka, fenomena kompetisi yang tidak sehat di medan perebutan dan pengaruh lewat penguasaan big data dan seluruh aplikasinya kita bisa memberikan kontribusi sebagai penyeimbang. Bahwa itu tidak boleh dijadikan sebagai alat dominasi antara satu kekuatan dengan kekuatan yang lain-lain. Oleh karena itu, ketahanan negara sekarang juga ketahanan virtual. Ingin menyiapkan anak-anak kita untuk menjadi bagian dari pelindung big data,” tukasnya. (AMG/ESP)