Optimalkan Pendataan Medis Digital, PSIMed UII Hadirkan Aplikasi ILP
Pusat Studi Informatika Medis (PSIMed) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Workshop Aplikasi ILP (Integrasi Layanan Primer) pada Selasa (10/12) di Auditorium Gedung K.H. Mansyur Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII. Workshop kali ini mengundang seluruh perwakilan Dinas Kesehatan (Dinkes) di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beserta perwakilan dari puskesmas dan kader-kader posyandu, serta perwakilan dari Kalurahan Tirtorahayu, Kapanewon Galur, Kabupaten Kulon Progo sebagai mitra sektor pemerintahan dari PSIMed UII.
Workshop ini memperkenalkan Aplikasi ILP sebagai aplikasi pencatatan dan pelaporan medis yang dibuat dan dikembangkan oleh PSIMed UII kepada Dinkes, puskesmas, dan posyandu yang kedepannya dapat mempermudah bagi ketiga layanan kesehatan masyarakat tersebut dalam pendataan kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak secara digital. Kemudian, semua peserta mempraktekan langsung pengisian data di aplikasi ILP yang dikawal oleh salah satu tim PSIMed UII, Elyza Gustri Wahyuni, S.T., M.Cs.
Ketua Jurusan Informatika, Dr. Raden Teduh Dirgahayu, S.T., M.Sc dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan ini berharap pengembangan aplikasi ILP ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat luas khususnya pada layanan kesehatan masyarakat.
“Perguruan tinggi tidak lagi hanya menjadi menara gading yang indah dilihat tetapi juga menebar manfaat kepada masyarakat, sebagaimana seperti sepenggal visi UII yaitu menjadi rahmatan lil alamin, menjadi rahmat bagi seluruh semesta. Terima kasih kepada seluruh peserta yang hadir, dan dosen-dosen Jurusan Informatika yang selalu aktif melakukan kegiatan di pusat studi ini. Semoga acara hari ini bermanfaat bagi semua dan berjalan lancar,” harap Ketua Jurusan Informatika UII ini.
Senada, Dr. Sri Kusumadewi, S.Si., M.T selaku perwakilan tim PSIMed UII mengatakan pengembangan aplikasi teknologi informasi medis khususnya untuk posyandu sudah dilakukan sejak 4 tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, tim PSIMed UII berinisiatif untuk merancang dan mengembangkan sistem integrasi layanan primer dalam rangka menyeleraskan perkembangan digital dan kebutuhan masyarakat.
“Aplikasi ILP ini memang sedang dalam pengembangan. Maka dari itu, maksud kami mengundang Bapak/Ibu untuk memberikan masukan terkait dengan aplikasi ini. Sehingga, ketika aplikasi ini dijalankan, bisa sesuai dengan apa yang dibutuhkan tidak hanya bagi Dinkes (Dinas Kesehatan -red) tetapi untuk puskesmas dan posyandu juga. Karena posyandu yang pertama kali memberikan data, nah sedapat mungkin data yang diberikan dari row yang paling bawah yaitu masyarakat itu sendiri yang selama ini dilakukan oleh teman-teman kader posyandu,” ungkap Direktur Pendayagunaan Sumber Daya UII ini.
Lebih lanjut, Perwakilan Dinkes Provinsi DIY, Erent Ersantika Sari, S.K.M. mengucapkan rasa terima kasih kepada PSIMed UII yang telah menginisiasi aplikasi ILP ini yang mampu mempermudah dalam pencatatan dan pelaporan data medis masyarakat.
“Nah, harapan kami pengabdian ini dapat terus berjalan jadi nanti aplikasi ini dapat diintegrasikan ke pusat (Kementerian Kesehatan -red) karena di era tranformasi kesehatan ini kita semua akan berbasis rekam medis elektronik sehingga pencatatan dari posyandu sampai ke rumah sakit akan ada dalam dashboard aplikasi Satu Sehat dari Kemenkes,” harap Erent.
Dalam kesempatannya, Erent bercerita bahwa masih banyak kader-kader posyandu masih dengan cara manual dalam memasukkan data, tetapi ada juga yang sudah menggunakan sistem pencatatan dan pelaporan. Maka dari itu, Erent berharap aplikasi ILP ini bisa digunakan diseluruh puskesmas dan posyandu di DIY bahkan di tingkat nasional.
“Harapan kami aplikasi ini tidak hanya bisa dibaca di DIY tapi di nasional. Kami menyambut baik pengabdian masyarakat ini, kita berharap bisa terus bekerja sama sampai aplikasi ini bisa bareng-bareng kita gunakan di DIY dan terintegrasi di Pusdatin Kemenkes,” ungkap Erent.
Disampaikan oleh Rahmatullah, sebagai staf Kalurahan Tirtorahayu sebagai mitra dari PSIMed UII, sebelum adanya aplikasi ILP ini pencatatan posyandu di Kalurahan Tirtorahayu masih sangat manual dengan menggunakan format buku catatan yang berulang-ulang dalam pencatatatannya dan menghabiskan banyak kertas.
“Kemudian, saya googling apakah ada sistem yang bisa mencatat secara lebih terstruktur, lebih akurat dan mendekati valid, akhirnya ketemulah UII, saya kontak pihak FTI dan dihubungkan ke Bu Cici. Kami (Pemerintah Kalurahan Tirtorahayu (-red)) memulai dengan zoom meeting yang intinya pihak kami minta dibuatkan sistem karena memang pencatatan dari posyandu selama ini masih sangat jadul. Kemudian dibuatkan aplikasi dan 2,5 tahun sudah berjalan di kalurahan kami,” ungkap Rahmatullah.
Rahmatullah mengatakan banyak manfaat yang dirasakan oleh Kalurahan Tirtorahayu dengan adanya aplikasi ILP ini seperti data yang lebih terstruktur dan mudah diperoleh sehingga membantu Kalurahan Tirtorahayu dalam mengambil keputusan dan kebijakan.
“Contohnya dalam hal kehadiran masyarakat di posyandu, dengan adanya aplikasi ini, kami bisa tahu kehadiran peserta posyandu sehingga dari situ kami bisa menentukan, evaluasi, dan solusi yang harus dilakukan dengan adanya aplikasi itu itu. Kemudian, karena data yang tersampaikan ke kami (Pemerintah Kalurahan Tirtorahayu -red) yang sudah terstruktur, banyak lembaga yang memanfaatkan mislanya dari unsur PKK, unsur penyuluh keluarga berencana, kemudian dari mahasiswa dan lembaga yang membutuhkan data posyandu, jadi kami tidak kesulitan lagi dalam penyediaan data. Selain itu, puskesmas tidak ngerepoti kader posyandu lagi dengan minta data karena sudah ada pada dashboard aplikasi ini,” jelas Staff Pelungguh Kalurahan Tirtorahayu ini.
“Sejauh ini kami menggunakan SIP sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam pengambilan kebijakan dan keputusan dalam rangka peningkatan dan optimalisasi pembangunan kalurahan. Kedua, kita bisa menekan anggaran untuk mencetak buku-buku SIP. Alhamdulillah dari 14 posyandu kami sampai saat ini sudah 100% menggunakan SIP ini,” tuturnya.
Ditekankan lagi oleh Dian Widi Astuti sebagai salah satu kader posyandu Kalurahan Tirotrahayu, dengan adanya aplikasi ILP ini ia tidak bingung lagi saat ditanya oleh puskesmas dan tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) terkait data posyandu karena Ia tinggal mengirimkan data dari aplikasi ILP kepada pihak terkait.
“Setiap saat puskesmas dan PKK selalu tanya ke saya untuk data dari posyandu, dengan adanya aplikasi ini alhamdulillah tinggal lihat dan kirimkan datanya dari HP, kalo dulu harus biyak-biyak, terus cari ditumpukan dalam lemari, belum lagi sudah kusut dan hilang. Saya berharap aplikasi ini bisa diperluas lagi aplikasinya agar bisa bermanfaat ke yang lain,” ungkap Dian. (AHR/RS)