UII Adakan Pelatihan Penanganan dan Perawatan Lansia

Pusat Studi Gender (PSG) bersama Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan pertemuan dengan pemerlu Perawatan Jangka Panjang (PJP) pada Minggu (24/11) di Kelurahan Purbayan Kotagede Kota Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Pertemuan ini dihadiri oleh 30 warga yang merupakan kader lansia Purbayan, serta sejumlah pihak terkait. Beberapa tokoh yang hadir antara lain dr. Riana Rahmawati, M.Kes., Ph.D., dari PSG UII; Gandung Wahyu Putro, S.Pd., dari DPPM UII; Ketua Komisi Lansia Kelurahan Purbayan, Gatot Ngudiyatmoko, S.E., M.M.; Ketua PKK, Indah Purwani Prihatiningsih; serta ibu-ibu PKK dan para kader lansia. Selain itu, belasan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional UII juga turut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Acara ini merupakan kelanjutan dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UII angkatan 68 dan 69 yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kelurahan Purbayan. Melalui kegiatan ini, diharapkan upaya peningkatan layanan bagi lansia di Purbayan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat.

“Saya berharap nanti semua kader ikhlas menjalankan semua ini, karena apa, karena besok kalau jadi wong tuwo, kalau diberi usia panjang sampai tua, ada yang menjaga,” ucap Indah selaku ketua PKK Kelurahan Purbayan.

Sementara Menurut dr. Riana dalam penyampaian materinya, program ini menjadi penting sebagai bentuk kontribusi perguruan tinggi terhadap masalah kesehatan, sosial, dan ekonomi lansia. Selain itu, Kontribusi UII dalam bentuk Focus Group discussion ini menurutnya tentu akan membantu kerja Komisi Lansia Kelurahan Purbayan untuk menentukan layanan yang diperlukan untuk lansia PJP. Purbayan menjadi salah satu dari 3 fokus pemerintah terkait keberlanjutan program LLT. Jumlah lansia di Purbayan tercatat sebanyak 1434 pada tahun 2022.

Pada program sebelumnya, berdasarkan data hasil KKN Tematik UII, terdapat 181 lansia yang membutuhkan PJP, atau kurang lebih 15%. Melalui data tersebut, KKN Tematik UII telah melakukan beberapa bantuan seperti pendataan dan sosialisasi Sindrom Menopause, pencegahan serta skrining obesitas, peningkatan kelola mandiri terkait hipertensi serta penyediaan akses sosial dan kesehatan lain. Mahasiswa juga melakukan Pelatihan untuk pendampingan lansia serta tata cara penyimpanan dan pembuangan obat.

Pada sesi Focus Group Discussion, para peserta yang hadir dibagi kedalam 3 kelompok berdasarkan Rukun Warga (RW). Selanjutnya, masing-masing kelompok yang didampingi oleh fasilitator dan notulen akan mendiskusikan para lansia dan penyakitnya di RW mereka. Tujuan dari kegiatan ini adalah tersedianya data lanjutan mengenai lansia yang termasuk dalam kategori 1,2, atau 3 berdasarkan kebutuhannya untuk ditangani. Lansia dengan kategori 3 berarti perlu ditangani ekstra dan membutuhkan penanganan lanjutan.

“Dengan diskusi seperti ini diharapkan menambah pengetahuan ibi-ibu sekalian juga untuk kemudian diterapkan dalam masyarakat,” tanggap Gatot setelah sesi FGD berakhir. Melalui FGD ini, tercatat 17 lansia yang dikategorikan sebagai lansia kategori 3 dari RW 1 hingga RW 6. RW 4 memiliki jumlah lansia PJP 9 orang, tertinggi dibandingkan RW lainnya. (MNDH/AHR/RS)