Sakapari 14 Arsitektur UII Bahas Peluang Digital Construction
Jurusan Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar Seminar Karya dan Pameran Arsitektur Indonesia (Sakapari) ke-14 dengan mengangkat tema “Digital Construction and The Impact on Architecture Business” yang berkolaborasi dengan Laboratorium Komunikasi Bisnis Arsitektur (KBA) pada Jumat (20/09) di Auditorium Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII.
Sakapari kali ini menghadirkan keynote speaker Ar. Prasetyoadi, IAI., AA., IAP., GP sebagai Managing Director PT. Pandega Desain Weharima serta beberapa narasumber lainnya seperti Ar. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI., AA., GP dan Ir. Hanif Budiman, M.T., Ph.D yang akan membahas banyak hal terkait konstiruksi digital.
Sekretaris Jurusan Arsitektur, Dr. Jarwa Prasetya Sih Handoko, ST., M.Sc., IAI., GP dalam sambutannya mengucapkan rasa terima kasihnya kepada partisipan Sakapari ke 14 ini yang animonya cukup tinggi dalam penelitian bidang arsitektur. Ia menyampaikan pengusungan tema Sakapari tahun ini sebagai respon dari perkembangan teknologi digital khususnya dalam pemanfaatan proyek konstruksi
“Kita ketahui tema Sakapari tahun ini menarik untuk didalami saat ini sebagai pengembangan baru untuk proyek konstruksi. Banyak manfaat dan juga tantangan sebagai efek dari perkembangan teknologi digital yang salah satunya memudahkan proyek konstruksi untuk meningkatkan pengelolaan untuk lebih efisien,” ungkapnya.
Ia melaporkan terkumpul sebanyak 79 paper dalam Sakapari ini dan setelah proses kurasi akan terpilih sebanyak 57 paper yang dibagi dalam 5 pokok topik yaitu arsitektur digital dan lingkungan cerdas; advokasi desain dan profesi; permukiman, lansekap, dan urbanisme; sains dan teknologi bangunan; serta sejarah, teori, dan kritik arsitektur.
Merespon terkait tema digital construction, Dekan FTSP UII, Prof. Dr.-Ing. Ar. Ir. Ilya Fadjar Maharika, MA., IAI dalam sambutannya memberikan pemaparannya terkait alternatif-alternatif dunia digital dalam membantu pekerjaan manusia khususnya terkait dengan AI atau artificial intelligence. Dalam penuturannya, masih banyak yang masih menganggap AI adalah tools atau alat tetapi seorang filsuf bernama Yuvah Noah Harari mengatakan bahwa kesalahan besar jika menganggap AI adalah tools karena ada perbedaan yang sangat fundamental.
“Ilustrasinya adalah ketika manusia mampu menciptakan bom, bom masih bisa dikatakan sebagai tools untuk empowering kekuatan manusia untuk menghancurkan sesuatu, semua hal yang diprogram sesuai dengan intention (niat -red) dari manusia, bom itu tidak berpikir untuk mengebom dirinya sendiri, ketika diluncurkan, bom itu akan sesuai dengan program yang sudah diatur, tetapi AI berbeda. AI sudah diberi bekal kemampuan mirip otak manusia yaitu mencari pola, nah kita berkembang dari bayi hingga dewasa, AI persis belajarnya mencari pola dari kegiatan kehidupan kita sehari-hari, AI juga diberi bekal untuk melakukan itu dan dibeberapa laboratium sudah dilakukan uji coba bahwa AI ternyata bisa memanipulasi manusia. Ini realita dimana buatan manusia pertama kali dari seluruh tools yang pernah dibuat manusia yang lantas seakan-akan punya pikiran sendiri,” tuturnya kepada audience saat sambutan.
Ia juga menambahkan bahwa tema digital construction ini juga berpotensi menjadi masalah khususnya terkait smart building automation (otomasi bangunan cerdas) maka bisa terjadi sebuah resiko yang perlu dimitigasi. Selain ada potensi yang luar biasa besar terbuka yang memberikan banyak peluang, maka mitigasi terhadap potensi bahaya dan resiko perlu ditingkatkan.
“Kami berharap Sakapari ini konsisten untuk menjadi bagian dari siklus akademik dalam rangka untuk memastikan mahasiswa dan dosen serta peneliti di lingkungan arsitektur baik dari akademisi maupun praktisi bisa bertemu dan merayakan pengembangan keilmuan ini menjadi lebih baik,” tambahnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh Ar. Agus Setiawan, S.T., M.Arch., IAI., GP dimulai dengan keynote speaker Ar. Prasetyoadi, IAI., AA., IAP., GP yang membahas peran digital construction dalam arsitektur bisnis, Ar. Ahmad Saifudin Mutaqi, M.T., IAI., AA., GP membahas tentang heritage BIM (Building Information Model) dalam pelestarian bangunan cagar budaya, dan Ir. Hanif Budiman, M.T., Ph.D membahas tentang penggambaran manual dan digital dalam proses perancangan untuk arsitektur bisnis. (AHR/RS)