UII Mewisuda 1.575 Lulusan
Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar wisuda jenjang Doktor, Sarjana, dan Diploma Periode I Tahun Akademik 2024/2025 pada Sabtu-Minggu (28-29/09) di Auditorium Prof. K.H. Abdul Kahar Mudzakkir. Pada periode ini UII mewisuda 1.575 lulusan, terdiri dari 9 doktor, 125 magister, 1.323 sarjana, 86 Sarjana Terapan dan 32 ahli madia. Tercatat hingga periode ini UII telah meluluskan 128.873 alumni.
Di hadapan wisudawan, Rektor UII Fathul Wahid dalam sambutannya berbagi prespektif dari Buku Framers: Make Better Decisions in the Age of Big Data (Cukier, Mayer-Schönberger & de Vericourt, 2021). Menurutnya, setiap buku adalah guru yang diam yang memberi pelajaran hidup tanpa mengenal waktu dan ruang dan selalu siap menginspirasi dan menuntun manusia kapanpun dibutuhkan.
Dalam kehidupan ini, lanjut Fathul Wahid, keputusan yang kita buat tidak hanya ditentukan oleh data atau fakta yang ada di hadapan kita. Sebaliknya, keputusan-keputusan itu dipengaruhi oleh bagaimana kita memahami dan menafsirkan situasi. Pembingkaian (framing) atau cara kita memandang dunia adalah lensa yang menentukan mana aspek dari sebuah masalah yang perlu kita perhatikan dan mana yang bisa kita abaikan.
“Oleh karena itu, saya mengajak Saudara untuk terus membangun kerangka berpikir yang kuat dalam menghadapi masalah-masalah di masa depan,” tutur Fathul Wahid.
Fathul Wahid juga berpesan di saat wisudawan menghadapi pilhan-pilihan penting dalam karier dan kehidupan pribadi tidak lupa mempertimbangkan counterfactuals yaitu, berpikir tentang kemungkinan-kemungkinan lain. Jangan takut pada batasan karena hal tersebut bukanlah halangan, melainkan peluang untuk berpikir kreatif.
Sementara Wakil alumni UII H. Yanto Aprianto, S.H., M.H., CRA., CLI. berpesan kepada wisudawan untuk bisa mempelopori perubahan di era disrupsi. Ia menanggap menjadi sarjana Islam di era disrupsi berarti menggabungkan kecerdasan intelektual dengan kecerdasan spiritual yang memiliki tanggung jawab untuk tidak hanya mahir dalam teknologi, tetapi juga menjaga etika, moral, dan nilai-nilai Islam yang luhur.
“Tantangan era disrupsi juga menghadirkan peluang besar bagi sarjana muslim. Islam selalu menekankan pentingnya keadilan sosial, keberlanjutan, dan kesejahteraan umat manusia. Di era ini, kalian bisa menjadi pelopor dalam menciptakan teknologi yang berkelanjutan, ekonomi yang inklusif, serta sistem pendidikan yang adil,” tutur Wakil Ketua 1 Himpunan Kurator Indonesia
Lebih lanjut, Yanto Aprianto menambahkan bahwa penting untuk terus mengembangkan jaringan dan kolaborasi untuk berbagi pengetahuan dan menciptakan sinergi untuk kebaikan umat.
Sementara itu, Ja’an Pamuji, S.Psi., M.Psi wakil alumni UII yang hadir pada pelaksanaan hari kedua wisuda berpesan kepada wisudawan untuk selalu bisa menjawab tantangan ke depan dengan inovasi dan semangat progresif. Beliau terinpirasi dari ilmuwan besar penemu lampu pijar, Thomas Edison yang mengalami ribuan kegagalan hingga akhirnya berhasil menciptakan penemuannya. Kegagalan tersebut tidak membuatnya menyerah, justru dari kegagalan tersebut menumbuhkan semangat juangnya untuk menuju kesuksesan.
“Dalam perjalanan menuju sukses, ada rumus yang sangat penting yaitu kerja keras dengan usaha tanpa henti denan memberikan yang terbaik dari diri kita meskipun terkadang hasilnya tidak langsung terlihat. Kerja cerdas dengan berpikir strategis yang melibatkan penggunaan sumber daya secara efisien dan mengoptimalkan setiap langkah yang diambil.
Disampaikan Direktur Akselerasi Inovasi Asia – AKSINOSIA, selanjutnya adalah kerja tuntas dengan menyelesaikan tugas hingga tuntas untuk membangun reputasi yang baik. “Terakhir ada kerja ikhlas dimana ketika kita melakukan sesuatu dengan ikhlas, kita tidak hanya mengejar hasil, tetapi juga memberi makna pada setiap langkah,” jelasnya.