,

CCCMS 2024, Bahas Tantangan Kontemporer Ekosistem Digital dan Lingkungan

Melalui Podcast, Aufanida Ingin Mensyiarkan Ramadan

Conference on Communication, Culture, and Media Studies (CCCMS) kembali digelar secara langsung di Yogyakarta pada tanggal 27-29 Agustus 2024. Dengan tema utama “Hybrid”, konferensi ini akan mendalami tantangan kontemporer dalam ekosistem digital dan lingkungan.

Conference chair of CCCMS 2024 Muzayin Nazaruddin dalam siaran pers mengemukakan tema ini akan mengeksplorasi hubungan kompleks antara alam dan budaya, serta fenomena hibriditas budaya dalam masyarakat pasca-kolonial. Konferensi ini terbuka dalam berbagai interpretasi terhadap tema tersebut, mulai dari perspektif teoritis, studi kasus empiris, analisis media, praktik komunikasi dan budaya, hingga dinamika sosial-budaya.

Muzayin Nazaruddin menyebutkan, dari 135 abstrak yang diterima, ada 70 yang akan dipresentasikan dalam 17 panel. Selain dari berbagai daerah di Indonesia, peserta konferensi antara lain berasal dari Portugal, United Kingdom, Polandia, India, Taiwan, Brasil, Thailand, Jepang, Hong Kong, Italia, Pakistan, China, Malaysia, dan Singapura. Hal ini membuktikan bahwa isu-isu yang diangkat dalam konferensi ini sangat relevan dengan perkembangan zaman.

Lebih lanjut disampaikan Muzayin Nazaruddin, CCCMS 7th yang digelar di Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII ini mengundang dua keynote speaker untuk turut membagikan wawasan pada para peserta yakni Nico Carpentier, Profesor Luar Biasa di Universitas Charles, Republik Ceko dan Profesor Tamu di Universitas Tallinn, Estonia. Ia juga menjabat sebagai presiden International Association for Media and Communication Research (IAMCR) pada tahun 2020-2024. Dijadwalkan akan membahas “Democratic Hybridities: A Model to Emphasize Struggles of Democracy and Media”, Nico akan memberi ceramah pada 28 Agustus 2024.

“Sementara keynote speaker kedua adalah Masduki, profesor bidang jurnalisme dan media, Universitas Islam Indonesia, Duta Besar IAMCR Indonesia, serta pendiri dan pimpinan PR2Media Yogyakarta. Di hari kedua konferensi (29/7), Masduki akan membahas persoalan ‘Hybrid Media and Democracy in Post-authoritarian Indonesia’,” terang dosen Program Studi Ilmu Komunikasi UII ini.

Muzayin Nazaruddin dalam siaran pers juga mengemukakan, di era di mana teknologi dan budaya saling berkelindan, CCCMS 2024 hadir sebagai oase bagi mereka yang ingin memahami dinamika dunia yang semakin kompleks. Konferensi ini bukan sekadar ajang presentasi makalah, melainkan sebuah platform untuk menggali lebih dalam tentang isu-isu kontemporer yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.

“Melalui diskusi yang mendalam tentang berbagai topik, mulai dari dampak media sosial terhadap perilaku sosial hingga peran teknologi dalam mengatasi krisis lingkungan, peserta akan memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan dan peluang di masa depan,” tuturnya.

Lebih dari itu, Muzayin Nazaruddin menambahkan, peserta akan memiliki kesempatan untuk mengikuti beragam kelas lokakarya yang dipandu oleh para ahli meliputi penulisan untuk jurnal internasional, urban walking and sensory methods, photobook and design thinking, serta komunikasi lingkungan. Dengan demikian, CCCMS hadir sebagai wadah bagi para akademisi untuk bertukar pikiran, membangun jaringan, dan menjalin hubungan yang berkelanjutan.