UII Gelar Workshop Menulis Artikel Ilmiah Populer untuk Dosen
Universitas Islam Indonesia (UII) bekerja sama dengan The Conversation Indonesia (TCID) menyelenggarakan workshop menulis artikel ilmiah populer dengan tema Islam, Sains, dan Syiar: Mewartakan Keserasian Sains dan Islam dalam Kehidupan pada Selasa (14/5) di Mataram City Convention Centre Alana Hotel Sleman.
Kegiatan yang digelar bertujuan untuk memperkuat skill menulis terkhususnya gagasan ilmiah hasil riset para dosen untuk dapat dipublikasikan ke khalayak umum. Workshop didikuti 23 dosen dari berbagai fakultas yang ada di UII. Hadir sebagai pemateri Anggi M Lubis, Editor Ekonomi TCID dan Hayu Rahmitasari yang merupakan Editor Pendidikan dan Budaya TCID.
Sekretaris Eksekutif UII Hangga Fathana, S.IP., B.Int.St., M.A. saat membuka workshop menyampaikan kebermanfaatan menulis artikel ilmiah popular.
“Saya kira menulis artikel populer ilmiah menjadi salah satu kunci yang bisa kita manfaatkan sebagai akademisi untuk tidak sekadar membagikan ilmu yang kita miliki pada kanal-kanal terbatas. Jika kita bicara dampak langsung dalam hal jumlah audience yang membaca, artikel populer ini bisa menjadi salah satu pintu masuk yang bermanfaat,” tandas Hangga
Hangga Fathana juga menambahkan hasil riset dosen-dosen UII bisa dipublikasikan ke masyarakat luas tanpa perlu akses tertentu dengan adanya kerjasama dengan TCID.
“Begitu banyak penelitian dan hasil riset Bapak/Ibu sekalian yang kami yakin itu bisa menjadi pintu masuk yang bisa dikanalkan dan diamplifikasikan ke masyarakat sehingga manfaatnya bisa diterima secara luas tanpa kanal-kanal tertentu, sehingga kita harus bersyukur dengan kerjasama kita dengan TCID yang mampu mempermudah jalan Bapak/Ibu sekalian dalam publikasi hasil riset yang lebih luas ke masyarakat,” ujar Hangga Fathana.
Sesi pertama materi, Anggi M Lubis memberikan paparannya terkait pengenalan terhadap artikel ilmiah popular. “Artikel ilmiah populer ini bisa dibilang berbeda dari dari artikel ilmiah yang biasa Bapak/Ibu buat, artikel ilmiah populer ini cenderung lebih spesifik dan kreatif karena banyak ruang bermain dengan kata-kata yang menggunakan bahasa sehari-hari sehingga diharapkan masyarakat secara luas mampu mengerti tulisan kita . Artikel ilmiah populer dalam struktur pembuatannya menggunakan prinsi piramida terbalik terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup yang menarik perhatian pembaca dan relevan terjadi di masyarakat. Itu hal mendasar yang perlu diketahui dalam artikel ilmiah populer ” jelas Anggi
Lebih lanjut, Anggi menjelaskan hal-hal yang diperlukan dalam penulisan artikel ilmiah populer “Kita memerlukan yang paling penting ialah ide utama yang didapat dari hasil penelitian atau apa yang ingin disampaikan yang dikemas dengan kalimat aktif tanpa istilah ilmiah,” terangnya.
Kedua, lanjut Anggi, dengan mengenali target pembaca, karena ini artikel ilmiah popler kita harus bisa menempatkan pembaca di posisi tengah artinya kita tetap membuat artikel tetap ilmiah tapi dengan bahasa yang mudah dipahami. “Ketiga membuat kerangka atau outline yang terstruktur, keempat menggunakan kalimat efektif yang sederhana, dan terakhir yakni bebas jargon,” imbuhnya.
Sesi kedua diisi dengan pemaparan materi oleh Hayu Rahmitasari terkait penyusunan headline penulisan artikel ilmiah populer. Dijelaskan bahwa pembuatan headline perlu untuk memerhatikan kaidah-kaidahnya seperti ringkas, mampu menggambarkan inti tulisan, dan harus memuat subjek dan predikat.
“Tips membuat headline yang mampu menarik perhatian dengan menggunakan istilah atau konsep yang memancing rasa ingin tahu dan menantang apa yang sudah diyakini masyarakat umum, usahakan memuat subjek atau objek yang sedang hangat-hangatnya dibahas oleh khalayak umum sehingga mampu meningkatkan minat pembaca terhadap isu terkini, dan agar lebih menarik lagi berikan dua konteks yang bertolak belakang atau kontroversial,” jelas Hayu.
Hal yang tak kalah penting yaitu kerangka yang harus terstruktur dan memenuhi syarat-syarat penulisan artikel ilmiah populer juga disampaikan oleh Hayu Rahmitasari.
“Untuk kerangka sendiri seperti pada umumnya dalam membuat artikel tetapi dikemas dengan lebih relevan dan menarik perhatian pembaca untuk pembukaannya, isi harus bisa memancing reaksi pembaca disertai dengan penunjang seperti gambar maupun data, dan penutup harus bisa memuaskan pembaca dengan adanya rekomendasi atau solusi dan call to action atau aksi nyata atas fenomena yang terjadi,” terang Hayu
Jalannya workshop menulis artikel ilmiah populer berlangsung interaktif. Peserta disediakan waktu untuk berlatih membuat ide utama, headline, dan kerangka penulisan artikel ilmiah popular. Selanjutnya dibahas satu per satu oleh pemateri. Naskah yang disusun oleh peserta pada latihan ini harapannya kedepan dapat ditayangkan di media massa. (AHR/RS)