,

Program Studi Arsitektur Tawarkan Studi Lanjut Bagi Lulusannya

Program Studi Arsitektur Universitas Islam Indonesia (UII) menawarkan studi lanjut strata-2 (S-2) Magister Arsitektur dan Program Studi Profesi Arsitek (PPAr) bagi calon wisudawan pada acara bertajuk “Pembekalan Lulusan Sarjana Arsitektur”. Acara yang diselenggarkan pada Sabtu (9/1) di ruang Information and Resources Center (IRC), Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII tersebut terselenggara sebagai bentuk monitoring dan tawaran beberapa pilihan yang dapat diambil oleh calon lulusan di bidang arsitektur.

Kegiatan pembekalan puluhan calon lulusan sarjana arsitek ini dihadiri oleh Ketua Jurusan Arsitektur UII, Prof. Noor Cholis Idham, S.T., M.Arch., Ph.D., Ketua PPAr UI, Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, S.T., M.T., Ketua Program Studi Arsitektur Program Magister, Dr. Ir. Revianto Budi Santosa, M.Arch. Selain itu acara yang rutin digelar ini juga mengundang Ar. Yanuar Iwan Pandria, S.T., IAI yang menjabat sebagai ketua Asosiasi Alumni Arsitektur (AAA) dan beberapa dosen Arsitektur UII lainnya. Kehadiran para dosen diharapkan dapat memberikan pencerahan dan wawasan terkait dunia arsitek yang akan mereka hadapi ke depan.

“Ini sekadar informasi bahwa, Anda ini kan nanti akan lulus, kita menganggap bahwa Anda perlu mendapat pesangon, pesangon bukan berupa rupiah, amplop ya, akan tetapi lebih dari itu.” ungkap Prof. Noor Cholis dalam sambutannya. Ia menjelaskan bahwa sangat disayangkan sekiranya program-program yang telah disediakan seperti M. Ars, PPAr, dan program gelar ganda tidak dimaksimalkan oleh lulusan arsitek UII, akan tetapi dimanfaatkan oleh lulusan- lulusan luar.

Sementara itu, Yanuar Iwan Pandria sebagai tamu undangan sekaligus salah satu lulusan arsitektur UII tahun 2004 menjelaskan bahwa perbedaan utama antara M. Ars. dan PPAr adalah pendalaman bidang yang akan dijalani oleh mahasiswa ke depannya. “Yang pertama PPAr itu satu tahun lebih cepet (dari S-2, ed), yang kedua PPAr proyeknya di-support, dan proyeknya nyata.” jelasnya.

Yanuar menambahkan bahwa mahasiswa arsitektur seperti mahasiswa umumnya akan menempuh S-1 sebagai proses  merancang, S-2, melakukan penelitian, dan S-3 sebagai proses menemukan.

Yulianto P. Prihatmaji dalam kesempatannya menjelaskan bahwa mahasiswa arsitektur UII dapat menempuh pendidikan 4-2, (4 tahun S.Ars. dan 2 tahun M. Ars). Namun, dengan adanya kerja sama UII dan IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) dalam menyelenggarakan pendidikan Profesi arsitek sebagai pemenuhan atas kurikulum MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) yang dicetuskan oleh pemerintah, mahasiswa dapat menempuh pendidikan fast-track 4-1 atau 4-1-1. Yakni 4 tahun S. Ars. 1 tahun Pendidikan profesi (gelar Ar.) atau menambah 1 tahun lagi untuk memperoleh M. Ars.

“Jadi teman-teman sekalian di Indonesia baru ada 12 PPAr, UII walaupun bukan yang pertama, tapi pertama yang terakreditasi KAAB (Korean Architecture Accrediting Board), yang lain belum ada,” Tegas Dr. Yulianto P. Prihatmaji.

Pernyataan tersebut menjadi angin segar bagi mahasiswa UII, menimbang adanya peraturan Dewan Arsitek Indonesia (DAI) yang mensyaratkan wajibnya seorang arsitek untuk mengambil pendidikan profesi agar dapat berpraktik di dunia kerja.

“Sehingga bagi temen-temen yang nanti gambarannya kerjaannya itu tidak melulu menjadi arsitek, gitu ya, tapi ingin bekerja di bidang lain, kaya mas Iwan, menjadi kontraktor, menjadi macem – macem ya, justru malah ke magister,”  tutur Prof. Noor Cholis. (MNDH/CWN/RS)