UII Mewisuda 1.327 lulusan, IPK Tertinggi 4,0
Universitas Islam Indonesia (UII) tercatat telah mencetak lebih dari 120.000 lulusan dan berkarya di berbagai bidang, baik di Indonesia maupun mancanegara. Pada pelaksanaan wisuda Periode I Tahun Akademik 2023/2024, 30 September-1 Oktober 2023, UII mewisuda 1.327 lulusan baru. Lulusan yang di wisuda kali ini terdiri dari 5 doktor, 110 magister, 1.194 sarjana, dan 18 ahli madia. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi berhasil diraih Khansa Syahidah, mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam dengan predikat Summa Cum Laude atau 4,0.
Seiring dunia yang terus berubah, para lulusan UII diminta untuk dapat beradaptasi dan terus meningkatkan kemampuan. Tidak pernah berhenti bertanya, mengejar pengetahuan baru, dan menjelajahi peluang baru. Hal ini dikemukakan Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. saat memimpin upacara wisuda UII di Auditorium Prof. K.H. Abdulkahar Mudzakkir, Kampus Terpadu UII.
Rektor mengingatkan lulusan untuk menjadi pribadi yang memiliki integritas tinggi dan memegang erat nilai-nilai abadi. “Dunia tidak hanya butuh profesional yang kompeten, tetapi juga individu yang jujur, penuh empati, dan bertanggung jawab,” pesan Prof. Fathul Wahid.
Pesan berikutnya disampaikan Prof. Fathul Wahid di hadapan wisudawan pentingnya berfikir ulang. Menelaah pengalaman yang telah dihayati, dan menggali makna dalam setiap langkah. Dalam dunia yang terus berubah, berpikir ulang adalah peta navigasi untuk menemukan jalan di tengah kompleksitas.
“Hal ini memerlukan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda, untuk mencari solusi yang lebih baik, dan untuk terus belajar serta bertumbuh”, tutur Prof. Fathul Wahid.
Menurut Prof. Fathul Wahid, berpikir ulang tentu bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru menjadi bukti kebijaksanaan. “Berpikir ulang adalah manifestasi dari keingintahuan yang kuat, sensitivitas terhadap perubahan, dan kemauan untuk terus tumbuh,” tandas Prof. Fathul Wahid.
Wakil alumni UII, Assoc. Prof. Dr. Drs. Chandra Setiawan, M.M., Ph.D. dalam kesempatannya menyampaikan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan suatu negara yang ditinjau dari bertambahnya produksi barang industri, berkembangnya infrastruktur, serta bertambahnya produksi barang modal dan bertambahnya sektor jasa.
Lebih lanjut Komisioner Komisi Pengawas Persaingan Usaha ini mengemukakan berdasarkan teori ekonomi neo-klasik Solow, faktor sumber daya manusia sebagai pelaku kegiatan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kunci penting.
Disampaikan Chandra Setiawan pada Sabtu (30/9), salah satu kunci dalam mengejar pertumbuhan, sekaligus meningkatkan pendapatan nasional ialah melalui perubahan struktural yang ditandai dengan menurunnya kontribusi sektor pertanian dan meningkatnya kontribusi sektor industri dan jasa, baik dalam produk domestik bruto (PDB) maupun dalam penyerapan tenaga kerja.
“Perubahan struktural ini diharapkan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja terampil, memberikan nilai tambah bagi hasil pertanian dan hasil bumi yang diambil dari alam, serta beralih menuju industri bernilai tambah tinggi,” jelasnya.
Sementara wakil alumni UII Triniken Tiyas Tirlin, S.H., Sp.N. yang berprofesi sebagai Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah Kabupaten Sleman di hari ke 2 pelaksanaan wisuda berpesan kepada wisudawan, untuk mencapai sesuatu harus dengan proses perjuangan yang besar dan bersungguh-sungguh, tidak membuang waktu untuk hal-hal yang tidak perlu dan fokus pada cita-cita yang diinginkan. (RS)