Transisi Politik Indonesia Dari Masa ke Masa
Setelah lebih dari dua dekade Indonesia merasakan era reformasi, telah banyak dinamika yang mewarnai kontestasi politik di negeri ini. Menjelang masa pesta rakyat tahun depan, nampaknya diskursus politik di kalangan akademisi terutama mahasiswa perlu lebih digalakkan lagi. Menyikapi urgensi tersebut, Program Studi (Prodi) Hubungan Internasional (HI) kembali mengadakan Kuliah Terbuka dengan tema Reformasi dan Politik Islam di Indonesia.
Kegiatan yang diadakan di Ruang Audiovisual Perpustakaan UII pada Senin (26/06) ini mendapatkan antusiasme yang sangat besar dari para mahasiswa HI UII. Pasalnya, pembicara yang hadir adalah Prof. Salim Said, Ph.D., seorang Guru Besar Ilmu Politik, serta Duta Besar RI untuk Republik Ceko pada periode 2006-2010.
Dipandu oleh salah satu Dosen HI UII, Enggar Furi Herdianto, S.I.P., M.A., kuliah terbuka ini dibagi menjadi dengan dua sesi untuk masing-masing topik materi. Ketika mengulik tema Reformasi di Indonesia, Prof. Salim Said memulai dengan melihat kembali ke belakang untuk mengenang transisi sistem politik yang pernah diterapkan di Indonesia, mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga reformasi yang menjadi topik utama pembicaraan.
“Perubahan perubahan ini, tidak menyebabkan perubahan fundamental dalam proses politik Indonesia”, demikian ucapnya ketika mengawali materi ini. Perubahan yang dimaksud adalah bentuk transisi yang lebih substantif dari hanya sekadar label atau nama.
Sebagai seorang tokoh politik yang telah menyaksikan perpindahan tampuk kekuasaan, ia tentu memiliki gambaran yang cukup luas untuk menyimpulkan bahwa tetap ada perubahan yang diperlukan dalam sistem politik di masa sekarang.
Pengalaman yang dimilikinya sebagai praktisi tentu menjadi hal yang patut digarisbawahi oleh para peserta Kuliah Terbuka ini. Tidak hanya berolah pikir, ia juga terjun langsung dan mencicipi ombak baik dalam domain politik domestik maupun mancanegara. Hal ini juga bersambut dengan semangat mahasiswa HI UII pada sesi tanya jawab pakar. Sebagai mahasiswa HI, tidak jarang diperlukan Kuliah Pakar dari para praktisi untuk melengkapi teori-teori akademis yang telah diberikan di kelas. (HM/ESP)