UII Masuk 12 Kampus Paling Lestari di Indonesia
Universitas Islam Indonesia (UII) kembali mengukuhkan dirinya menjadi salah satu kampus paling lestari di tanah air. UI GreenMetric World University Ranking pada 2022 ini menempatkan UII pada posisi ke-12 dari 126 kampus, termasuk perguruan tinggi negeri maupun swasta. Secara global, UII menempati posisi 100 dalam pemeringkatan yang diikuti oleh 10.050 perguruan tinggi dari 85 negara.
Secara keseluruhan, skor yang diperoleh UII naik dari 7.700 di 2021 menjadi 8.200 di 2022 ini. Kenaikan skor dibukukan pada kriteria Energi dan Perubahan Iklim, dari 1.325 menjadi 1.550. Pada kriteria Pengelolaan Air, terdapat kenaikan skor secara drastis, dari 50 menjadi 950.
Hal serupa terjadi pada kriteria Transportasi, yang pada 2022 ini, mendapatkan skor 1.475. Tahun lalu, skor yang didapat adalah 1.325. skor kriteria Pendidikan dan Riset pun bertambah 75 poin, dari 1.500 menjadi 1.575.
Demikian rilis resmi yang diterima oleh Bidang Hubungan Masyarakat UII dari Shubhi Mahmashony Harimurti, S.S., M.A. selaku Kepala Bidang Akademik dan Organisasi, Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP)/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan yang hadir dalam acara pengumuman UI GreenMetric World University Ranking melalui kanal Zoom. Seremoni pengumuman tersebut dilaksanakan secara bauran pada Senin (12/12). “Perolehan skor ini juga menjadikan UII sebagai kampus swasta kedua paling lestari di Indonesia,” tambah Shubhi.
Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D., Rektor UII menyatakan bahwa kenaikan di beberapa kriteria menunjukkan bahwa UII pada arah yang benar. Tujuan kita adalah selalu membuat peningkatkan di banyak sektor, termasuk dalam pengembangkan kampus hijau yang peduli pada kelestarian lingkungan. “Peringkat bukan merupakan tujuan, tapi hanya efek samping”, ujar Fathul Wahid.
Kita syukuri bersama capaian kolektif ini, dengan meneruskan dan meningkatkan ikhtiar baik yang sudah dilakukan. “Kesadaran kampus hijau perlu kita semakin gaungkan ke semua warga kampus,” pungkas Fathul Wahid.
Secara terpisah, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si. selaku Kepala BPP/Rumah Gagasan/Kantor Keberlanjutan UII mengatakan bahwa ini semua adalah hasil dari pekerjaan rumah layaknya tugas yang diberikan oleh guru. Apabila dikerjakan maka mendapatkan nilai tambah sebagai efek samping. Kalaupun tidak, hanya sekedar ‘dimarahi’ oleh Pak Guru. Jadi, sebaiknya tidak serta merta menjadikan pemeringkatan sebagai ukuran satu-satunya.