Geliat Keuangan Syariah Digital Pasca Pandemi

Program Studi (Prodi) Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar acara Kuliah Umum bertema “Digitalisasi Ekonomi & Keuangan Syariah Pasca Pandemi” pada Rabu (13/07). Acara yang berlokasi di Auditorium Lantai 4 Fakultas Hukum UII itu menghadirkan Zein Muttaqin, S.E.I., MA, Dosen Prodi Ekonomi Islam UII, Firmansyah Shidiq Wardhana, MBA, Senior Business Development and Strategy Manager ALAMI Institute dan Prima Hadi Putra, M.Com, Direktur Business Operation Support Dompet Dhuafa Republika.

Wakil Rektor Bidang Pengembangan Akademik & Riset UII, Prof. Dr. Jaka Nugraha, S.Si., M.Si dalam sambutannya mengungkapkan bahwa saat ini perkembangan zaman begitu cepat seiring berkembangnya transformasi digital. Kegiatan transaksi pun turut terdampak akibat kuatnya perkembangan digital.

“Sekarang zaman sudah berubah, kalau dulu transaksi sistemnya sistem barter, sekarang transaksi hanya sebatas klik tombol barangnya sudah dapat. Ini tidak lepas dari kemajuan teknologi dibidang IT, ini juga berdampak pada bagaimana pengelolaan kekayaan bisnis dan sebagainya, karena digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah itu dua-duanya harus sejalan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia berharap acara tersebut dapat memberikan edukasi kepada mahasiswa terkait pentingnya memahami perkembangan digitalisasi di era modern ini, termasuk juga memahami keuangan digital yang berbasis pada prinsip-prinsip syariah Islam.

Sementara itu, Prima Hadi Putra menyatakan bahwa karakter orang Indonesia sangat peduli terhadap sesama. “Tahun 2020-2021 world giving index, Indonesia selalu masuk kategori negara dermawan. Bahkan dalam studi penghimpunan dana masyarakat yang kita lakukan, masyarakat Indonesia itu pasti akan memberi kalau diminta. Buktinya banyak di simpang lampu merah itu ada orang minta minta itu tidak sedikit masyarakat yang memberi,” ucapnya.

Melalui pemaparannya, alasan masyarakat berdonasi 57% terkait nilai-nilai sosial dan 38% terkait dengan nilai-nilai agama. Bahkan jika perbandingan tingkat berdonasi sebelum dan setelah Covid, tingkat berdonasi masyarakat semakin tinggi. Proporsi donatur mayoritas didominasi kaum milenial, 48% Dompet Dhuafa dipegang milenial. 

Sedangkan, Firmansyah Shidiq Wardhana berpendapat, Alami Group saat ini tidak hanya berfokus kepada keuntungan finansial. Akan tetapi, Alami Group juga berkolaborasi dengan lembaga-lembaga sosial sehingga dapat memberikan pembangunan berkelanjutan bagi masyarakat.

“Jadi kami tidak hanya fokus kepada profit dan cuan mulu, kita berkolaborasi Islamic Social Finance, kita juga bekerja sama dengan lembaga lembaga lainnya. Jadi tidak hanya fokusnya ke profit saja. Kita juga fokus pembangunan berkelanjutan,” tukasnya.

Terakhir, Zein Muttaqin berpandangan bahwa kegiatan sosial merupakan aktivitas yang pasti memiliki orientasi baik bagi kelangsungan hidup masyarakat. “Filantropi itu pasti baik, karena orang Islam itu di indonesia mayoritas dan orang islam itu mengejar surga, cara mengejar surga itu salah satunya dengan cara bersedekah dan membayar zakat. Jadi Islam Social Finance itu ke depan semakin positif, cuman mindsetnya itu harus di setel, kalau cuannya akhirat itu ke Dompet Dhuafa kalau mau cuannya komersil itu ke Alami Group,” pungkasnya. (AMG/ESP)