,

Dosen UII Kembali Masuk ke Jajaran 2% Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Top 2% World Ranking Scientists UII

Dedikasi tak kenal lelah dan kecintaan yang besar dalam menekuni dunia penelitian kembali menghantarkan dosen UII, Prof. Dr. Is Fatimah, S.Si., M.Si., untuk masuk dalam “Top 2% World Ranking Scientists”. Ia menjadi satu dari 58 ilmuwan Indonesia terpilih yang berasal dari berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi dalam pemeringkatan tahunan rilisan Stanford University itu. Pemeringkatan ini diolah berdasarkan publikasi bereputasi oleh tim peneliti universitas negeri paman Sam tersebut yang terdiri dari Prof John Ioannidis, Jeroen Baas, dan Kevin Boyack.

Raihan Prof. Is Fatimah tersebut seakan menjadi kado spesial bagi UII karena diperoleh hampir bersamaan dengan peringatan Hari Penemu yang jatuh tiap tanggal 9 November. Selain mengajar di Jurusan Kimia FMIPA UII, Prof. Is memang telah lama dikenal sebagai sosok yang tekun meneliti bidang ilmu yang digelutinya. Ia pun juga rajin mempublikasikan berbagai hasil penelitiannya dalam jurnal ilmiah bereputasi internasional serta mendaftarkan paten temuannya.

Hingga tahun 2021, Prof. Is Fatimah berhasil mengantongi setidaknya 1.304 jumlah sitasi, 14 indeks-h Scopus, dan 17 indeks-h Google Scholar. Selain itu, ia juga giat menulis, dengan karya 9 judul buku, 20 judul riset, dan lebih dari 115 jumlah publikasi ilmiah. Fokus penelitiannya dalam bidang material, nanoteknologi, energi, mesin dan transportasi. Tercatat ada empat paten inventor nasional yang didaftarkan atas namanya. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika tahun ini pun Prof. Is Fatimah berhasil mempertahankan predikat ilmuwan berpengaruh dunia yang didapatnya tahun lalu Top 2% World Ranking Scientists.

Pihak Stanford University menghitung jumlah sitasi publikasi peneliti yang tidak termasuk sitasi oleh diri sendiri (non self-citation). 2% ilmuwan dalam daftar adalah nama-nama yang karyanya paling banyak dikutip dalam jurnal-jurnal ilmiah dunia. Sebanyak 159.648 ilmuwan ini karyanya menjadi rujukan favorit dari para peneliti lain di seluruh dunia.

“Saya pribadi dari awal memilih peta jalan penelitian yang memang berbasis sumber daya alam Indonesia. Berangkat dari bidang ilmu kimia saya yang merupakan basic science, saya menggali berbagai permasalahan penelitian itu didorong harapan suatu saat hasilnya dapat diterapkan dengan dukungan ilmu lain,” ungkap Guru Besar Bidang Ilmu Kimia UII tersebut.

Prof. Is menekankan pentingnya kolaborasi antar peneliti untuk mencapai tujuan bersama. Menurutnya, kolaborasi dapat mengatasi hambatan keterbatasan instrumentasi yang selama ini menjadi kendala peneliti Indonesia.

“Dalam 2 tahun terakhir saya memang lebih banyak berkolaborasi dengan kolega-kolega yang ada di luar negeri terutama untuk sharing facility. Tampaknya memanfaatkan kolaborasi yang positif itu sangat penting untuk membangun ide-ide pengembangan keilmuan”, imbuhnya.

Prof. Is Fatimah optimis ke depan UII memiliki potensi besar untuk memasukkan nama-nama baru para penelitinya dalam daftar Top 2% World Ranking Scientists. “Mengingat saat ini banyak dosen muda di UII, dan juga yang sebentar lagi pulang dari studi lanjut, saya yakin dalam 10 tahun ke depan akan banyak peneliti-peneliti dosen dari UII yang masuk kategori tersebut. Aamiin,” tutupnya.

Rektor UII, Prof. Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D. menyambut positif raihan yang dicapai kolega sivitas akademikanya. “Keluarga besar UII bersyukur atas kembali masuknya Prof. Is Fatimah sebagai Top 2% World Ranking Scientists. Ini adalah efek, bukan tujuan, dari ketekunan mengerjakan pekerjaan rumah sebagai dosen. Utamanya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan. Saya berharap, capain ini menjadi sumber energi positif yang menyebar dan menginspirasi yang lain,” tutur Prof. Fathul Wahid.