Masa Transisi Perkembangan Remaja Menuju Dewasa
Pusat Informasi dan Konseling Mahasiswa AUSHAF Universitas Islam Indonesia (PIK-M AUSHAF UII) kembali mengadakan webinar mengenai Health Mental Issues Quarter Life Crisis atau juga biasa disebut Emerging Adulthood pada Sabtu (2/10). Emerging adulthood merupakan masa transisi dari perkembangan remaja menuju dewasa yang dimulai dari usia 18 hingga 25 tahun. Dalam masa ini, individu mulai melakukan eksplorasi terhadap identitas diri, terutama dalam cinta, pekerjaan, dan cara pandang terhadap dunia.
“Individu pada masa itu mencoba berbagai cara untuk mengambil keputusan yang matang,” jelas Resnia Novitasari, S.Psi., M.A., Dosen Psikologi UII mengawali pemaparannya.
Resnia menyampaikan salah satu ciri ditandai dengan Intimacy, yakni berkembangnya perasaan dan kesiapan untuk menikah. Namun, tidak semua orang mampu melewati tahapan tersebut hingga terjebak dengan Isolation yaitu ketika individu belum menikah diatas usia yang matang sekitar 30 tahun.
“Dalam menjalin suatu hubungan jangan lupa bahwa kita harus selalu menyiapkan ruang untuk diri kita sendiri tumbuh, bukan terjebak dan hanya mengandalkan pasangan,” katanya.
Resnia mengatakan ada beberapa perubahan yang dialami oleh orang yang melewati emerging adulthood seperti perubahan hubungan dengan keluarga. Saat dulu individu cenderung mengandalkan keluarganya, terutama ayah dan ibu. Namun, saat ini ada rasa enggan dan sungkan mereka untuk melakukan hal tersebut karena merasa sudah dewasa dan seharusnya tidak lagi mengandalkan orang tua.
“Masa ini individu merasa seperti tiba-tiba diharuskan untuk mendadak serius karena sudah dewasa,” jelasnya.
Lebih lanjut Resnia menjelaskan juga banyak individu akan merasa ambigu dalam status dirinya menciptakan banyak sekali emosi. Saat individu tersebut fokus ke masa depan akan cenderung merasa cemas, berbeda saat fokus ke masa lalu akan merasa depresi.
Konsep baru Quarter Life Crisis yang kini tengah hits dikalangan masyarakat banyak menimbulkan kekhawatiran. Namun, pada faktanya istilah tersebut masih perlu dikaji. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang usia lulus kuliah merasa puas akan hidupnya
“Krisis adalah suatu periode dalam hidup yang cenderung sulit, tidak stabil, dan rentan stress. Hal tersebut biasanya dikarenakan tuntutan sosial,” terang Resnia.
Individu pada masa tersebut akan kesulitan mengambil kesulitan. Resnia mengatakan jika individu akan cenderung menggunakan rasa takut dan ekspektasi orang lain dalam prosesnya. Motivasi ekstrinsik seperti pengakuan orang lain sehingga biasanya akan sedikit sekali keterlibatan diri sendiri dan cenderung tidak merasa bahagia.
Resnia membagikan tips untuk melewati masa Emerging adulthood dengan baik. Pertama adalah dengan mengenali diri sendiri termasuk karakter, kemampuan, pengalaman hidup. “Lalu cobalah untuk jujur terhadap diri sendiri. Lihat, dengar, dan rasakan apa yang sebetulnya diri kita mau. Setelah semua proses tersebut tanamkan keyakinan bahwa kita mampu melewatinya. Jangan takut terluka, karena luka itu bisa menjadi jalan cahaya di hidup kita,” tutupnya. (UAH/RS)