,

Sambut Tahun Baru Islam, UII Gelar Tabligh Akbar Secara Virtual

K.H. Abdullah Gymnastiar atau yang biasa dikenal dengan sebutan Aa Gym menyampaikan tausiyah pada Tabligh Akbar Wonderful Muharram 1443 H yang diselenggarakan oleh Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) secara virtual, Jumat (20/8), dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1443 H.

Aa Gym dalam tausiyahnya menjelaskan, secara etimologi, kata ikhlas memiliki arti membersihkan. Sedangkan secara terminologi, ikhlas memiliki pengertian kejujuran hamba dalam keyakinan atau akidah dan perbuatan hanya ditujukan kepada Allah SWT.

Terdapat sebuah kisah yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah yang diriwayatkan Muslim, An-Nasa’I, Imam Ahmad dan Baihaqi. “Ada seorang mujahid, alim, dan dermawan namun ketiganya masuk neraka,” jelas Aa Gym dalam tabligh akbar bertemakan Gebyar Muharram 1443 H Loyalitas Generasi Rabbani Millenial dengan Intensitas Beramal dan Berbagi.

Alasan ketiganya masuk neraka adalah ketidak adanya rasa ikhlas dalam ibadah mereka. Aa Gym menjelaskan orang pertama yang dihisab adalah mujahid. “Saat hari perhitungan ditanya oleh Allah, apa yang telah kau perbuat dengan berbagai nikmat itu? Mujahid menjawab, saya telah berperang karena-Mu sehingga saya mati syahid,” paparnya.

Allah ta’ala pun menyangkalnya. “Kau telah berdusta. Kau berperang agar namamu disebut manusia sebagai orang yang pemberani. Dan ternyata kamu telah disebut-sebut demikian. Mujahid itu pun diseret wajahnya dan dilempar ke jahannam,” terang Aa Gym.

Lebih lanjut Pendiri Pondok Pesantren Darut Tauhid ini menjelaskan, orang kedua pun dipanggil, ia merupakan seorang alim ulama yang mengajarkan Alquran pada manusia. Seperti orang pertama, Allah bertanya hal sama, “Apa yang telah engkau perbuat berbagai nikmat itu?”

Sang ulama menjawab, “Saya telah membaca, mempelajari dan mengajarkannya Alquran karena Engkau,” ujarnya. Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut sebagai seorang alim dan kau membaca Alquran agar kamu disebut sebagai seorang qari.” Sang alim ulama pun menyusul si mujahid, masuk ke neraka.

Berikutnya, orang ketiga pun dipanggil. Kali ini ia merupakan seorang yang sangat dermawan. Sang dermawan dianugerahi Allah harta yang melimpah. Allah pun menanyakan tanggung jawabnya atas nikmat itu. “Apa yang telah engkau perbuat dengan berbagai nikmatKu,” tanya Allah.

Sang dermawan menjawab, “Saya tidak pernah meninggalkan sedeqah dan infaq di jalan yang Engkau cintai, melainkan pasti aku melakukannya semata-mata karena Engkau,” jawabnya.

Dia pun tak jauh beda dengan dua orang sebelumnya. “Kau berdusta,” firman Allah. “Kau melakukannya karena ingin disebut sebagai seorang dermawan. Dan begitulah yang dikatakan orang-orang tentang dirimu,” firmanNya. Sang dermawan yang riya ini pun diseret dan dilempar ke neraka, bergabung dengan dua temannya yang juga menyimpan sifat riya di hati.

“Dari kisah tersebut kita dapat menarik kesimpulan bahwa sebaik apapun manusia di mata manusia, hanya Allah SWT sendirilah yang tau bagaimana isi dan niat yang ada dalam hatinya,” jelas Aa Gym.

Disampaikan Aa Gym, dalam melakukan kebaikan prinsip terbaik adalah dengan lakukan dan lupakan. Jangan sampai kita sombong dengan terus menerus menyebut kebaikan yang kita lakukan. Dalam setiap kebaikan yang kita lakukan sesungguhnya itu adalah Allah yang berbuat baik dan kita hanya sebagai jalan.

”Contohnya adalah saat kita menyumbang ke anak yatim dengan harta kita, sesungguhnya harta itu memang milik anak yatim yang dititipkan melalui kita,” jelas Aa Gym.

Aa Gym mengajak umat muslim untuk berbuat baik layaknya matahari yang selalu memberi tak harap kembali. Layaknya jantung yang selalu berdetak menghidupi namun tak pernah menonjolkan diri. Seperti akar yang mengokohkan yang tak pernah dibanggakan namun memberi manfaat. (UAH/RS)