Meneladani Keberkahan Waktu Para Ulama
Kisah para ulama seringkali menjadi perbincangan hangat untuk dibahas, banyak sekali kisah para ulama yang inspiratif pada masa lampau, seperti halnya kehebatan ulama dalam menghafal kitab kitab klasik. Ustadz Muhammad Rezki Hr, Ph.D. menjadi penyaji kajian online rutin dengan tema Membenarkan Bacaan dan Hafalan mengatakan, keberkahan waktu para ulama merupakan waktu yang allah telah berkahi.
“Dari hafalan ulama kita bisa mengambil faedah bahwa betapa berkahnya waktu para ulama, bahkan menurut kita tidak mungkin. Imam syai’i pada bulan Ramadan bisa khatam 60 kali dalam sebulan, maka itu lah salah satu keberkahan waktu di dalam kehidupan para ulama. Karena waktunya adalah waktu yang allah berkahi,” ungkapnya pada pertemuan yang ke-32 itu.
Ustadz Rezki (sapaan akrabnya:red) juga menerangkan, para penghafal jangan mudah puas terhadap bacaan yang baru saja selesai dihafal, akan tetapi beliau menganjurkan untuk rajin mengulang ngulang serta berguru kepada orang yang lebih paham dan ahli.
“Awal menghafal lancar-lancar saja tapi ternyata setelah kita baca ulang bacaan kita kepada yang lebih ahli baru ketahuan dimana letak kesalahan kita. Ungkapnya saat menerangkan isi kitab Hilyah Tholibil ‘Ilmi karya Syaikh Bakr bin Abdullah itu pada Sabtu (27/02).
Disamping itu, beliau juga mengatakan, dalam hal membaca, baik itu membaca buku ataupun menbaca kitab, dianjurkan untuk membaca buku buku yang tebal. Hal itu dimaksudkan agar pembaca mendapat pengetahuan dan wawasan yang lebih luas serta memahami metode kepenulisan ulama yang dilakukan pada zaman dahulu.
“Poin berikutnya adalah membaca buku buku yang panjang atau tebal. Membaca buku yang panjang dan tebal merupakan hal yang penting agar pemahamanmu bisa bertambah luas, agar engkau bisa mengeluarkan sesuatu yang tersembunyi dari buku buku tersebut. Seperti mengambil pengalaman dari hal hal yang diperkirakan, dan dalam rangka engkau tau bagaimana metode metode penulisan karya yang ada di dalam buku buku tersebut,” ujar Ustadz Muhammad Rezki.
Akan tetapi, Ustadz Rezki juga memberikan keterangan, bagi para pemula atau orang awam, disarankan untuk membaca buku yang ringan dan tipis-tipis terlebih dahulu, hal tersebut dikarenakan agar pembaca tidak mensalahartikan pemahaman dari isi buku yang telah dibaca.
“Kalau kita benar benar mengetahui buku-buku yang tipis, maka silahkan berpindah ke buku buku tebal, akan tetapi perlu dipertimbangkan juga dalam memahami buku buku yang tebal. Karena takutnya malah mendapat kemudharatan jika tidak membaca buku-buku yang tipis terlebih dahulu,” ucapnya di akhir sesi kajian. (AMG/RS)