Menyiapkan CV dan Surat Lamaran yang Diminati Perusahaan
Berada di era digital seperti sekarang ini, job seeker maupun profesional dituntut untuk lebih dinamis dan fleksibel dalam melihat kesempatan yang mendukung perkembangan karier. Instrumen yang dapat meningkatkan personal branding kita dalam mencari pekerjaan salah satunya adalah kemampuan membuat curriculum vitae dan cover letter (surat lamaran). Hal ini menginisiasi Direktorat Pengembangan Karier dan Alumni Universitas Islam Indonesia (UII) menggelar fullday workshop dengan tema “Build Professional Network Advance Training” pada Jumat (26/2) secara virtual.
Agenda pada workshop kali ini berfokus pada kemampuan membuat curriculum vitae, cover letter, dan mengoptimalkan portofolio secara profesional dalam meningkatkan pencitraan diri. Panitia membagi dua sesi workshop, sesi pertama membahas tentang CV dan dilanjutkan sesi kedua dengan pembahasan terkait surat lamaran atau cover letter. Menghadirkan Hesty Yuliasari S.Psi., M.Psi., Psikolog., sebagai pembicara pertama, peserta dibimbing untuk diberikan insight tentang apa yang boleh dan tidak boleh dalam pembuatan CV serta contoh-contoh CV yang dapat menarik minat recruiter.
Dalam pemaparannya, Hesty menjelaskan variabel-variabel utama yang harus ada dalam CV, di antaranya adalah Identitas yang lengkap dan jelas, latar belakang pendidikan, indeks prestasi, serta pengalaman profesional, prestasi & keahlian. Di luar variabel utama tersebut, ada beberapa variabel lain yang bisa saja dimasukkan dalam CV sesuai kebutuhan. “Ada variabel lain sebenarnya yang bisa jadi pertimbangan bagi recruiter untuk dimasukkan dalam CV seperti pengalaman kerja dan pengalaman organisasi. Akan tetapi harus detail, kompetensi apa yang kalian kuasai dalam pengalaman tersebut? cantumkan secara jelas dalam CV”, tegasnya.
Lebih lanjut, Hesty juga menjelaskan tentang do’s and dont dalam pembuatan curriculum vitae. Hal yang harus dilakukan dalam pembuatan CV menurut Hesty adalah adanya personal statement berupa deskripsi diri pada bagian awal CV, keahlian, serta informasi pendukung yang mana komponen tersebut harus sesuai fakta. “CV itu pertanggung jawabannya ada di wawancara kerja, nantinya recuiter akan melakukan crosscheck, benar atau tidak apa yang telah kita tuliskan di CV”, terangnya. Adapun hal yang tidak boleh dilakukan dalam pembuatan CV yaitu adanya informasi pribadi yang tidak detail dan tidak relevan, desain yang terlalu mencolok, menggunakan foto selfie diri, dan copy paste CV.
Kemudian pada sesi kedua, peserta workshop dibimbing oleh Gatia Setya Riani., Mpsi., Psi., untuk membahas topik terkait cover letter atau surat lamaran pekerjaan. Gatia menjelaskan bahwa cover letter juga merupakan instrumen penting yang pertama kali dilihat oleh perekrut. “Cover letter itu kaitannya seperti surat pembuka, perekrut pertama kali akan menilai kesungguhan job seeker dalam membuat cover letter, terus kerapihan dan sesuai atau tidak dengan job yang disediakan,” paparnya.
Lebih lanjut, Gatia menjelaskan tentang tata cara pembuatan cover letter. Fokus pertama yaitu pada perkenalan diri secara singkat, promosi diri berupa karakter positif seperti pengalaman kerja atau organisasi, serta penjelasan mengapa tertarik pada posisi yang sedang dibutuhkan perusahaan. Gatia juga membagikan tips dan trik dalam menulis cover letter. “Cover letter tidak perlu terlalu panjang, cukup 3-4 paragraf, yang terpenting adalah jangan sampai salah menuliskan nama posisi dan perusahaan yang dituju, itu bisa berbahaya. Kalian juga bisa gunakan bahasa inggris jika kalian memang punya kemampuan cukup dalam hal itu,” tegasnya.
Pada akhir sesi workshop, peserta juga diberikan kesempatan untuk mempraktikkan langsung pembuatan CV dan cover letter dan dipresentasikan di hadapan para pemateri untuk diberikan masukan serta evaluasi. (IAA/RS)