Kenali Vaksin dan Screening Covid-19 di Era Pandemi
Tim Bantuan Medis Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (TBMM FK UII) mengadakan webinar nasional berkenaan vaksin dan screening Covid-19. Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FK UII dr. Nur Aisyah Jamil, M.Sc. dalam sambutannya menyinggung banyaknya korban jiwa akibat dari pandemi Covid-19. Ia berharap mahasiswa FK bisa berperan sebagai duta kesehatan yang dapat memberikan informasi yang benar.
“Itu merupakan salah satu upaya kita dalam menghadapi pandemi. Kita harus selalu menerapkan protokol kesehatan, karena yang kita hadapi tidak terlihat,” tutur dr. Nur Aisyah Jamil dalam acara yang digelar pada Sabtu (20/02)
Dosen FK UII, dr. Ana Fauziyati, M.SC., Sp.PD dalam kesempatannya menjelaskan bahwa Coronavirus Disease-19 (Covid-19) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Virus SARS-CoV2 (Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus type 2). Pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada 1 Desember 2019 dan diumumkan sebagai pandemi oleh WHO pada 14 Maret 2020.
“Per tanggal 19 februari 2021 ada 1.263.229 masyarakat Indonesia yang positif Covid-19 menduduki peringkat ke-18 terbanyak di dunia dengan jumlah kasus 110.929.475,” terang dr. Ana Fauziyati.
Ia menghimbau agar masyarakat melaksanakan protokol kesehatan dan mendukung upaya pemerintah melalui vaksinasi, karena pandemi berdampak pada hampir semua sektor kehidupan. “Menimbulkan korban dalam jumlah yang besar, tenaga kesehatan, tokoh masyarakat, dan warga masyakat. Oleh karena itu untuk mengatasi Covid-19 ini kita perlu kerjasama dan usaha seluruh lapisan masyarakat,” ungkapnya.
Lebih lanjut dr. Ana Fauziyati menjelaskan, virus Covid-19 merupakan single stranded RNA Virus masuk ke dalam famili coronaviridae. Virus Covid-19 memiliki kedekatan genetik dengan SARS Cov-1 penyebab pandemic SARS pertama dan juga dengan MERSCoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus). Pada masa perkembangan tahun 2020 ditemukan setidaknya 4 varian baru yaitu di China mutasi D614G meningkatkan infeksiusitas dari SARSCoV2, Denmark memperpendek imunitas pasca infeksi, Inggris SARS-CoV-2-VOC 202012/01 dan Afrika Selatan 501Y.V2.
Menurut dr. Ana Fauziyati manifestasi klinis yang muncul berbeda tiap orang tergantung keadaan komorbiditas dan sistem imun. Gejala yang paling sering muncul berupa demam, batuk, dan sesak napas. Gejala lain bisa berupa hidung berair, nyeri kepala, mual, muntah, diare, dan nyeri dada. Gambaran laboratorium yang muncul biasanya adalah limfopenia, D-dimer meningkat, glukosa darah meningkat, asidosis respiratorik.
“Orang yang perlu dilakukan skrining adalah yang telah melakukan kontak erat dengan penderita Covid-19, pelaku perjalanan antar kota/antar negara, petugas/tenaga kesehatan, dan orang bergejala/suspek. Bentuk pemeriksaan bisa dilakukan dengan rapid antibodi sensitifitas 80%, rapid antigen sensitifitas 90%, atau PCR dengan sensitifitas 95%. Saat ini banyak Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu hasil swab positif, namun tidak ada gejala,” paparnya.
dr. Ana Fauziyati menambahkan, virus Covid-19 biasanya menyerang laki-laki dengan usia >60% disertai dengan penyakit komorbiditas seperti hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, PPOK, autoimun, dan kanker. Hasil penelitian terbaru juga menunjukkan jika golongan darah B dan AB lebih tinggi tingkat kematiannya dibanding O. Sedangkan golongan darah O dan AB rhesus positif lebih banyak yang terdeteksi positif disbanding golongan darah O.
“Kita sebagai masyarakat Indonesia bisa mencegah penularan Covid-19 dengan 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan meminimalisir migrasi wilayah. Masker yang direkomendasikan adalah minimal yang menggunakan 2 layer. Pemerintah juga melakukan program PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan PTKM Jawa-Bali (Pengetatan Terbatas Kegiatan Masyarakat),” pesan Disampaikan dr. Ana Fauziyati.
Saat ini diberbagai negara sudah mulai dilakukan vaksinasi Covid-19 termasuk Indonesia. Tahapan vaksinasi di Indonesia sendiri dimulai dari tenaga kesehatan, orang dewasa berisiko, dan usia lanjut. Saat ini ada 4 jenis vaksin Covid-19 yaitu whole SARS Cov-2 yang dilemahkan contohnya adalah Sinovac, mRNA dari SARS CoV2 yaitu Pzifer, protein subunit yaitu Novovax, dan viral vector yaitu Astra Zeneca.
dr. Ana Fauziyati mengungkapkan, mulai tanggal 11 Januari 2021 BPOM mengeluarkan izin edar EUA (emergency use athorization) vaksin Sinovac. Hari selanjutnya pada tanggal 12 Januari 2021 MUI mengeluarkan surat keputusan No 2 tahun 2021 mengenai kehalalan vaksin SInovac. “Selain di Indonesia Sinovac juga diuji di negara lain termasuk Brazil dan Turki. Standar efikasi mencapai 65.3% memenuhi standar WHO dimana standar efikasi minimal adalah 50%. Oleh karena itu masyarakat tidak usah khawatir lagi mengenai kemanan serta kehalalan vaksin Sinovac,” tutupnya. (UAH/RS)