Agar Bisnis Siap Menghadapi Krisis
Inkubasi Bisnis & Inovasi Bersama (IBISMA) UII menyelenggarakan acara Growth Talk Online “NgoBraS” dengan tema “Tips dan Trik Mengembalikan Bisnis Ketika Menghadapi Krisis” secara daring belum lama ini. Acara tersebut menghadirkan Nanang Syaifurrozy selaku owner Rumah Warna dan Laksono Wahyu Nino sebagai owner Villa Crepes.
Nanang menyampaikan beberapa faktor mengapa seseorang berbisnis. Faktor yang pertama tentu saja adalah faktor keuangan. Berbisnis karena finansial adalah bisnis yang dilakukan untuk mendapatkan materi semisal ingin membeli mobil, motor, atau gawai yang baru. Selanjutnya, orang juga berbisnis karena faktor kedua yakni emosional.
“Biasanya orang yang faktor berbisnis karena faktor tersebut berjuang lebih. Misalnya karena sebuah wibawa pernah ditolak di suatu perusahaan, atau karena dihina dalam orang lain dalam segala hal. Orang-orang tersebut juga biasanya mati-matian berangkat dari tekad awal faktor emosional dalam bisnis dan juga memungkinkan lebih tahan banting”, tegasnya.
Faktor yang ketiga adalah faktor spiritual. Sebagai seorang muslim menurutnya pebisnis harus berada dalam faktor spiritual, sebagai motivasi tertinggi. “Ukuran sukses bisnis dari faktor spiritual bukan lah duniawi saja dalam harta. Tujuannya juga tidak hanya memperbanyak harta melainkan kebermanfaatan bagi orang lain dari bisnis yang dilakukan”, pesannya.
Ia berpesan bahwa keberkahan menjadi tolok ukur keberhasilan dalam berbisnis yang akan menambah ketaatan diri. Yang dikejar juga bukan seberapa banyak yang didapat tapi kelapangan dan ketenangan hati.
Nanang menceritakan pengalamannya ketika di awal pandemi yang bisnisnya anjlok sekitar 80%. Ia tidak menyerah dan terus berprasangka baik terhadap Allah. Tanpa disangka dari percobaan bisnisnya dengan membuat face shield ia malah memperoleh orderan yang membludak dan menutupi dari kerugian yang sebelumnya.
Ia pun menambahkan kiat-kiat untuk menghadapi krisis dalam berbisnis dengan tetap berpegang teguh dalam ketaatan secara spiritual. Ikhtiar juga harus dilakukan secara maksimal agar mengimbangi di bidang duniawi. Suatu yang kecil dan sepele tapi kalau Allah SWT ridho maka akan dimudahkan dan dilancarkan dalam segala hal. Allah akan mendatangkan rezeki yang tidak disangka- sangka.
Sementara itu, Laksono selaku narasumber kedua menuturkan pentingnya introspeksi terhadap bisnis yang sedang dijalankan. Jangan sampai takabur dan merasa diri sendiri yang paling mampu melakukan segalanya. Sebab sifat takabur menjadi salah satu penghambat datangnya rizki.
“Misalnya kurang jujur terhadap pelanggan, tidak amanah dengan kerjaan, dan akad yang belum sesuai syariat. Akad yang tidak boleh ya jangan dilakukan walaupun keuntungan menggiurkan tetap berpegang teguh terhadap syariat yang ada. Intropeksi menjadi salah satu kunci untuk menghadapi krisis dalam berbisnis. Jangan lupa untuk selalu bersabar dan bertaqwa dalam menghadapi bisnis yang sedang mengalami krisis”, pungkasnya. (HN/ESP)