Menyeimbangkan Belajar untuk Dunia dan Akhirat
Mahasiswa muslim hendaknya dapat menyeimbangkan antara belajar untuk dunia dan akhirat. Hal ini dimaksud agar luaran dari mahasiswa muslim tidak hanya mementingkan kariernya, tetapi juga perannya dalam masyarakat. Peran di masyarakat yakni dengan berkontribusi mewujudkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, menyebarkan agama Islam dengan baik sehingga terjadi keharmonisan di dalam masyarakat.
Topik ini disampiakan kepada 6000 mahasiswa baru Universitas Islam Indonesia (UII) tahun ajaran 2020/2021 dalam kegiatan Pesona Ta’aruf (PESTA) melalui platform Youtube pada sabtu (12/9). Menghadirkan Ust. Das’ad Latif, seorang pemuka agama Islam dan dosen di Makassar, talkshow mengangkat tema Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Islam Rahmatan ‘Alamin.
Ust. Das’ad mengatakan bahwa sebagai mahasiswa haruslah mempelajari ilmu pengetahuan dan yang terbaik adalah mengimbangi antara belajar untuk kuliah dengan belajar untuk agama. Dalam menuntut ilmu haus selalu dengan niat yang baik dan bertujuan untuk mendapatkan ridha Alla Swt.
“Nabi kita memperintahkan kita jika ingin selamat di dunia dan akhirat maka pelajarilah ilmu, baik ilmu dunia dan maupun agama. keduanya sama-sama memiliki kebermanfaatan yang baik. Oleh karena itu, menjadi mahasiswa di universitas Islam merupakan kesempatan besar untuk bisa belajar agama maupun ilmu dunia. Kita harus bisa mengimbanginya dengan membuat skala prioritas,” paparnya.
Selanjutnya, Ustadz Das’ad mencotohkan kenapa mempunyai ilmu yang baik sangat diperlukan, sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib RA. yang lebih mementingkan mengejar ilmu daripada harta benda. Bahwa dengan banyaknya harta belum tentu membuat kita selamat di akhirat, tapi dengan banyaknya ilmu kita akan lebih dijamin selamat di dunia dan akhirat nanti.
Untuk mudah memahami ilmu, yang pertama adalah tidak boleh sombong. Hal ini sesuai dengan tujuan Islam ramatan ‘alamin yaitu dapat diterima dengan baik oleh semua orang. Dengan adanya kesombongan justru membuat orang lain tidak nyaman dan cenderung menolak. “Orang berilmu tidaklah boleh sombong, ciri orang yang sombong adalah tidak mau menerima atau mendengar pendapat orang lain,” ucap Ust. Das’ad.
Selain itu, kita juga harus mempunyai tutur kata yang baik dalam menyampaikan ilmu kepada orang lain, mempersatukan persaudaraan dengan sesama masyarakat, berbakti kepada orang tua, dan yang terakhir melaksanakan sholat tahajjud untuk memperbanyak doa.
“Kepada mahasiswa baru UII, carilah ilmu dengan ikhtiar terbaik dengan cara memaksimalkan belajar dengan memperhatikan guru, membaca buku sebanyak-banyaknya, dan memaksimalkan ibadah seperti baik dan patuh kepada orangtua, beribadah wajib dengan baik, dan usahakanlah berdoa di sepertiga malam,” tutup Ust. Das’ad. (MH/RS)