Mendesain Asesmen Daring yang Menarik dan Aplikatif
Maraknya pembelajaran daring di masa pandemi perlu mendapat perhatian. Pasalnya, pola pembelajaran tersebut membutuhkan penilaian yang obyektif khususnya dari peserta didik. Hal inilah yang tercermin dalam Webinar Guru #Part3 yang diadakan Program Studi Teknik Elektro (PSTE) UII. Webinar bertema “Merancang Asesmen Daring yang Menarik dan Aplikatif” ini bagian dari serangkaian pelatihan online yang khusus diselenggarakan untuk guru SD, SMP, SMA/Sederajat. Kegiatan ini merupakan salah satu ikhtiar PSTE untuk memberikan fasilitas kepada para guru menambah pengetahuan dan kompetensi di tengah tingginya frekuensi pembelajaran daring.
Ahmad M. Raf’ie Pratama, Ph.D selaku narasumber acara membuka webinar dengan menjelaskan kapan para guru harus menggunakan ruang pembelajaran sinkron dan asinkron. Hal yang sifatnya praktis atau teknikal dalam pembelajaran tidak bisa semudah saat pembelajaran luring sehingga lebih cocok menggunakan metode asinkron.
Ia juga menambahkan tips agar pembelajaran tidak menjemukan dengan menyisipkan permainan edukatif yang menyenangkan seperti melalui kahoot ataupun mentimeter. Permainan juga sekaligus bisa menjadi evaluasi atas materi yang sudah disampaikan.
“Adapun pembelajaran yang bersifat satu arah akan lebih baik menggunakan platform yang bersifat satu arah seperti youtube yang bisa ditonton oleh siswa. Penggunaan kuota juga tidak sebesar ketika tatap maya”, imbuhnya lagi.
Sementara pembelajaran yang bersifat dua arah hendaknya menggunakan media tatap maya seperti zoom, google meet, dsb. Media ini memungkinkan siswa dan guru berdiskusi serta memberi tanggapan secara langsung. Ketika menyampaikan materi melalui slide kepada siswa bisa ditambahkan suara berupa penjelasan verbal melalui rekaman suara dari guru atau dosen.
Raf’ie juga menjabarkan Flipped Learning Strategy dengan mengawali pembelajaran dari penugasan dan diakhiri dengan pembahasan atau diskusi. Penugasan pun bisa dilakukan secara asinkron dan sinkron melalui poin utama pokok bahasan yang bersangkutan dengan memberi ruang kreatifitas atau satu dua pertanyaan di awal. Pembahasan selanjutnya dilakukan secara bersama apakah ada yang masih salah atau tidak.
“Google Classroom dan google assignments adalah dua aplikasi yang sangat mudah dan tersedia secara gratis untuk memandu siswa mengengerjakan tugas dengan baik karena telah dilengkapi dengan tools yang memudahkan bagi guru dan siswa. Sentimasi juga jangan lupa diimplementasikan selama pembelajaran dengan mengucap salam dan menanyakan kabar”, pungkasnya. (HN/ESP)