Strategi Pemasaran PTS di Kala Pandemi
Pemasaran Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di kala pandemi menjadi topik yang diangkat pada sesi ke-2 penyelenggaraan Webinar Series: Strategi Pengelolaan Perguruan Tinggi Swasta di Masa Pandemi Covid-19, yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Universitas Sultan Agung Semarang (UNISULA), Selasa (21/7).
Direktur Pemaran UII, Sigit Pamungkas, S.E., M.Com. mengemukakan beberapa langkah yang dilakukan oleh UII semasa pandemi, yaitu dengan melakukan sinergi manajemen serta merespon cepat tekanan perubahan di masa pandemi. Ia mengungkapkan banyak perubahan-perubahan yang dialami semasa pandemi terkait hal pemasaran. Kendati demikian, UII telah berusaha menangkal berbagai permasalahan yang di hadapai.
Sigit Pamungkas dalam paparannya menjelasakan, Direktorat Pemasaran UII dalam menjalankan aktivitasnya terbagi ke dalam dua bagian yakni Promotion dan Research and Media Development. Bagian promosi memiliki tugas antara lain melakukan aktivitas promosi seperti pameran pendidikan, sosialisasi sekolah, kunjungan kampus, sponsor, produksi alat promosi, dan layanan desain grafis. Sementara bagian Research and Media Development memiliki tugas antara lain manajemen sosial media, menajemen iklan, penelitian dan evaluasi, serta meningkatkan kapasistas pembangunan.
Tugas utama pemasaran di UII yaitu meningkatkan brand reputation, brand awarness, brand engagement serta promosi penerimaan mahasiswa baru. “Tidak hanya menjalankan fungsi promosi, tetapi jauh dari itu, tugas kami juga menjaga citra serta profil institusi,” jelas Sigit Pamungkas.
Dalam menentukan tindakan, Direktorat Pemasaran UII senntiasa mengacu pada data. ‘In god we trust. All others must bring data. Menurut hasil survei yang dihasilkan, sebagian besar calon mahasiswa dan orang tua mengetahui UII melalui keluarga atau kerabat, melalui website, serta media sosial.
Untuk beradaptasi di kala pandemi seperti saat ini, ada beberapa keputusan baru yang dilakukan UII dalam hal bauran pemasaran yang terdiri dari 4P yakni product, price, place and promotion. Dalam hal product misalnya UII telah membuat pola seleksi baru seperti Seleksi Berbasis Rapor (SIBER) yang dapat dilakukan melalui jaringan tanpa harus melakukan kontak fisik. “Di masa pandemi ini, sebagian besar kegiatan harus dilakukan secara daring, sehingga hal itu dilakukan untuk menguatkan promosi,” terang Sigit Pamungkas.
Dalam hal price, UII telah membuat kebijakan seperti bantuan koneksi internet, serta keringanan pembayaran SPP. Berikutnya dari sisi Place, UII telah mengubah sebagian besar layanan luring menjadi daring. Sementara dalm hal promotion, UII lebih mengoptimalkan pemasaran digital dan penguatan brand engagement. “Dalam hal promosi kami lebih mengoptimalkan pemasaran digital serta penguatan brand engagement,” jelasnya.
Dalam hal promosi, sebagaimana dijelaskan sigit, tidak melulu dilakukan dengan iklan penerimaan mahasiswa baru. Tetapi dapat dilakukan dengan produksi konten yang berkaitan dengan kehidupan sosial. Misalnya pada tahun 2020 UII membuat kampanye tahunan dengan tema Berani Gapai Mimpi. Beberapa contoh video terkait hal tesebut dapat diakses di sosial media UII. Akan tetapi karena wabah Covid-19, kegiatan promosi yang dilakukan harus diubah ke arah engagement marketing yang menekankan pada optimalisasi pengalaman.
Sebagai langkah adaptasi di masa pandemi, Sigit Pamungkas menjelaskan bahwa saat ini Direktorat Pemasaran UII telah membentuk tim yang terdiri dari 4 tenaga profesional dan kurang lebih 20 student staffs yang tergabung dalam tim sosial media UII. Tim tersebut terdiri dari; 1) social media specialist yang bertugas melakukan pengawasan, analisis serta menajemen iklan, 2) social media creative bertugas membuat konten, caption dan lainnya, 3) social media admin, menjadwalkan postingan, membalas pesan, 4) creative visual membuat desain, video serta 4) promosi.
Sebagai upaya mengoptimalkan media sosial, hal yang penting menurut Sigit Pamungkas adalah pembuatan konten-konten menarik, yang menekankan pada nilai informasi, nilai aspirasi, nilai ekonomi, nilai sosial, serta nilai hiburan. “Tidak ada resep tunggal untuk strategi pemasaran yang paling manjur, setiap gagasan perlu dikontekstualisasikan,” jelas Sigit Pamungkas.
Senada dipaparkan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UNISULA, M. Qomaruddin, S.T., M.Sc., Ph.D. Dikatakan bahwa sebagian besar mahasiswa mengetahui tentang UNISULA melalui keluarga, website dan media sosial.
Namun, ada beberapa masalah menurut Qomaruddin yang diakibatkan oleh pademi Covid-19 ini. Yakni darurat di bidang kesehatan sehingga mengharuskan pembatasan sosial berskala besar, mematuhi protokol kesehatan, serta munculnya kebiasaan baru. Selanjutnya dalam bidang ekonomi, telah berdampak pada menurunnya pendapatan masyarakat, yang diikuti dengan PHK yang dialami banyak karyawan.
Karenanya, UNISULA telah merumuskan beberapa strategi pemasaran saat pandemi ini. Strategi pemasaran tersebut antara lain daftar cukup di rumah saja, optimalisasi database, kerjasama sekolah, social media campaign, digital marketing, dan spiritualitas. “Daftar cukup di rumah saja merupakan strategi pendaftaran mahasiswa baru yang dapat dilakukan di rumah mulai dari pendaftaran, seleksi, hingga proses registrasi,” jelas Qomaruddin.
Optimalisasi database dilakukan dengan melakukan panggilan telepon kepada calon mahasiswa yang belum melakukan daftar ulang, mengirim informasi tentang kampus kepada calon mahasiswa, mengirim pesan kepada calon mahasiswa, serta memanfaatkan grup whatsApp sebagai sarana diskusi.
Selanjutnya social media campaign dengan tagar bangga UNISULA merupakan bentuk campaign yang diikuti oleh seluruh stakeholder UNISULA. Mulai dari pimpinan, dosen, karyawan, mahasiswa termasuk para alumni turut terlibat
Yang tidak kalah menarik adalah kerja sama sekolah. menurut Qomaruddin, guru merupakan sumber informasi bagi siswa, maka dengan kerja sama tersebut, memungkinkan untuk menyebarkan informasi secara tepat sasaran. “Saat ini kita telah bekerja sama dengan lebih dari 528 guru BK (Bimbingan Konseling) yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, sehingga apabila ada murid yang kesulitan masuk ke sistem kita, guru BK bisa membantu,” paparnya.
Mengutip data dari Hootsuite, Qomaruddin menyampaikan bahwa dari 272 juta masyarakat Indonesia, terdapat 338 juta pengguna yang terhubung dengan telephone, 178 juta yang terhubug dengan internet, dan 160 juta pengguna yang aktif menggunakan sosial media. Karenanya, program digital marketing merupakan aspek penting. Disampaikan qomaruddin program ini dilakukan dengan memanfaatkan berbagai saluran media. mulai dari youtube, instagram, facebook, google ads, whatsApp, tiktok, line, dan twitter.
Terakhir, program yang juga terus konsisten di jalankan adalah Program Spiritualitas. Perogram ini dilaksanakan dengan kegiatan Majelis Dhuha (Madhu) yang diselenggarakan setiap Jum’at pagi dan kegiatan qiyamul lail setiap hari Sabtu dini hari diikuti oleh seluruh karyawan dan dosen dilingkungan UNISULA. “Di saat pandemi seperti ini, aktivitas tersebut terus berlangsung, hanya bedanya dulu dilaksanakan di kampus, sekarang di rumah masing-masing,” ungkapnya.
Disampaikan Qomaruddin, sebaik-baik ikhtiar adalah ketika dilakukan dengan diiringi dengan permohonan doa kepada Allah Swt. Seekor burung hinggap di ujung ranting tidak pernah takut rantingnya patah, bukan karena ia percaya pada kekuatan rantingnya, namun karena ia percaya pada kekuatan sayapnya. “Artinya memahami kekuatan dan potensi sendiri itu merupakan bagian penting. Sebaik-baik ikhtiar adalah ketika kita melakukan sesuatu selallu diiringi dengan berdoa memohon kepada Allah Swt.” pesan Qomaruddin di akhir paparan. (D/RS)