Perbatasan Himalaya: Api Dalam Sekam Hubungan Tiongkok-India

Ekspansi Tiongkok yang semakin kentara sebagai calon negara adikuasa mulai menimbulkan gesekan dengan negara lain. India salah satunya. Kedua negara memiliki perbatasan yang terletak di Pegunungan Himalaya. Lama tak terdengar konflik, kini kedua negara terlibat perselisihan berujung kontak senjata di wilayah perbatasan itu. Dilaporkan puluhan tentara dari kedua negara telah menjadi korban tewas maupun luka-luka akibat konflik.

Hal inilah yang disinggung Program Studi Hubungan Internasional (HI UII) dalam diskusi hangat pada Jumat (17/7) bersama narasumber Hadza Min Fadhli Robby, M.Sc. Diskusi ini membahas isu konflik Tiongkok dan India, terkait wilayah Himalaya yang menjadi perbatasan kedua negara.

Hadza Min Fadhli Robby menyampaikan dalam sejarahnya Tiongkok dan India merupakan negara bersahabat. Zaman dulu, Tiongkok banyak belajar agama ke India sehingga melahirkan agama Budha yang kini masih bertahan di sebagian wilayah Tiongkok. Dari sanalah Tiongkok memiliki rasa hormat yang tinggi pada India, bagaikan hormat murid terhadap gurunya.

“Namun sejak lahirnya komunisme dan merdekanya India dari Inggris maka muncullah rasa kesalahpahaman antara keduanya. Sehingga saat ini jika kedua negara tersebut dikatakan musuh mereka bukan musuh berkenaan dengan sejarah, sedangkan jika dikatakan sahabat, mereka juga bukan negara yang besahabat”, jelasnya.

Konflik kedua negara juga dipicu adanya masalah yang belum selesai di masa lalu, salah satunya berkaitan dengan perbatasan. Pada saat itu, pemerintah Tiongkok dengan Inggris selaku penguasa India belum memiliki kesepakatan pasti terkait perbatasan. Oleh karena itu, setelah kemerdekaan India, konflik terus ada sampai saat ini. Kedua negara memiliki asumsi yang sama-sama kuat untuk mengklaim wilayah perbatasan.

Ia menambahkan isu sumber daya yang belum banyak dieksplorasi semakin memunculkan spekulasi. Perbatasan di Himalaya sangat penting karena selain sebagai benteng pertahanan, juga menjadi jalur transportasi yang merupakan gerbang perekonomian kedua negara.

Wilayah Himalaya bagi India merupakan salah satu wilayah yang suci karena mengandung banyak sejarah dan mereka merasa memiliki tanggung jawab terhadap tempat tersebut. Apabila Tiongkok berhasil mengambil alih Himalaya, India akan kehilangan akses ekonomi dan religius atas wilayah itu.

Meski demikian, nampaknya Tiongkok masih di atas angin. Sebab selama ini India kurang berinvestasi terhadap keperluan keamanan perbatasan. Contohnya sumberdaya militer yang kurang memadai dan pos penjagaan yang terpisah-pisah. Ini membuat Tiongkok leluasa melakukan pelanggaran dengan memasuki kawasan India bahkan hingga sejauh 8 KM.

Faktor lain yang menurutnya membuat Tiongkok lebih punya posisi adalah ketergantungan industri startup India terhadap teknologi yang berasal dari negeri tirai bambu itu. Pemakaian produk Huawei di India menjadi contoh sehingga Tiongkok dapat memanfaatkannya untuk menggali privasi data India. Terlebih lagi para menteri India juga banyak menggunakan produk Tiongkok dalam bidang komunikasi itu. Langkah India yang membatalkan perjanjian teknologi bersama Tiongkok dengan memblokir aplikasi tiktok dan aplikasi lainnya menjadi bukti nyata akan ketakutan itu. (FNJ/ESP)