Belajar Mempertahankan Bisnis dari Itaewon Class
Meskipun telah menyiapkan rencana jangka panjang, aktivitas bisnis terkadang berjalan tidak sesuai dengan harapan, atau fluktuatif. Seperti saat ini misalnya, kehadiran pandemi Covid-19 telah menyebabkan beberapa sektor bisnis mulai merosot, bahkan tergantikan dengan bisnis yang lain. Dalam keadaan seperti sekarang, para pelaku bisnis perlu memutar otak untuk melakukan pengembangan strategi bisnis demi mempertahankan bisnisnya.
Terinspirasi dari serial drama korea Itaewon Class, Bincang Asyik Seputar Ekonomi (BAKSO) yang digagas Program Studi Ekonomi Islam UII pekan ini, Sabtu (11/7), menghadirkan Rheyza Virgiawan, Lc., ME, Dosen Ekonomi Islam UII yang juga pelaku bisnis Azeera Make-up sebagai pembicara dalam tema Business Survival Strategy.
Belajar dari karakter utama drama Itaewon Class, Park Seo Ro Yi yang berhasil membangun kedai Danbam bersama teman-temannya meskipun harus bersaing dengan perusahaan kuliner ternama di Korea, Jangga. Melalui perjuangan Seo Ro Yi dalam membangun bisnisnya, Rheyza Virgiawan menyampaikan pentingnya memiliki modal yang tepat, modal yang dimaksud dalam bisnis tidak melulu soal cuan (uang).
“Salah satu faktor keberhasilan Soe Ro Yi dalam membangun bisnisnya adalah modal tepat yang ia miliki, yaitu teman-temannya sebagai partner bisnis. Seo Ro Yi tidak membangun bisnisnya sendirian, ia memiliki banyak bantuan dari partner bisnisnya. Dari mereka lah Soe Ro Yi mampu mendapatkan banyak pendapat untuk terus mengembangkan bisnisnya,” bebernya.
Selain modal, karakter Soe Ro Yi juga menunjukkan betapa pentingnya memiliki dana darurat sebagai investasi bisnis. Setelah kematian ayahnya, Soe Ro Yi mendapatkan uang asuransi yang tidak ia belanjakan secara sembarangan. Ia menyimpannya sebagai dana darurat bisnisnya. Perjalanan bisnis memang tidak bisa ditebak (fluktuatif), oleh karenanya pelaku bisnis perlu menyiapkan dana darurat. Soe Ro Yi dan partner bisnisnya memang bukanlah para ahli bisnis. Mereka semua merupakan orang-orang yang masih pada tataran belajar berbisnis. Meskipun demikian, Soe Ro Yi mengajarkan keberanian dalam mengambil resiko.
Rheyza Virgiawan mengatakan, semakin besar resiko yang diambil, semakin besar pula pengembalian yang akan kita terima. Soe Ro Yi dalam drama tersebut pernah mengambil resiko yang besar dengan membeli tempat di daerah Itaewon-dong, tempat di sana terbilang sangat mahal. Namun pengambilan resiko ini berhasil menaikkan bisnisnya. Hal ini juga difaktori dengan modal yang ia miliki, yaitu partner bisnisnya. Soe Ro Yi memiliki partner bisnis yang solid, sehingga segala resiko dapat dilalui bersama partnernya.
Aktivitas bisnis yang fluktuatif membuat pelaku bisnis perlu menyiapkan seluruh rencana baik jangka pendek maupun jangka panjang. Seperti yang dilakukan Soe Ro Yi setelah keluar dari penjara, Ia telah menyiapkan seluruh rencananya hingga 15 tahun ke depan. Meskipun terkadang Ia bingung bagaimana cara merealisasikan rencana tersebut, namun Rheyza Virgiawan menyampaikan yang terpenting adalah memiliki rencana dahulu.
“Business is all about people”, Rheyza Virgiawan menyampaikan, pentingnya memanusiakan manusia, dalam berbisnis kita perlu membangun hubungan yang baik dengan seluruh stakeholders. Seperti yang dilakukan Soe Ro Yi yang selalu berusaha memperlakukan karyawannya dengan baik, begitu pula dengan pelanggannya. Selain karakter Park Seo Ro Yi, Rheyza Virgiawan juga terinspirasi dari karakter pesaing Seo Ro Yi yaitu, Jang Dae Hee. Dalam salah satu adegan, Dae Hee menyampaikan salah satu kunci suksesnya dengan perusahaan Jangga adalah pada diferensiasi pasar. Perusahaan Jangga memiliki perbedaan yang cukup kental dengan perusahaan kuliner lainnya.
Terakhir, Rheyza Virgiawan menjelaskan perlunya melakukan riset pasar sebelum menjalankan bisnis. Riset pasar perlu dilakukan secara serius, bahkan hingga melihat pesaing bisnis kita. Dengan mengetahui karakter bisnis dari pesaing, kita bisa menentukan titik diferensiasi yang akan diberikan. (VTR/RS)