,

Perjalanan Ruh ke Langit setelah Kematian

Kematian merupakan suatu hal yang pasti terjadi bagi setiap makhluk hidup, tak terkecuali pada manusia. Kapan seseorang akan meninggal pun sudah ditetapkan ketika dirinya masih di dalam kandungan, ketika ruh ditiupkan. Ruh merupakan unsur non materi yang ada dalam jasad yang diciptakan Allah Swt. Menjadi pertanyaan banyak orang, bagaimana kondisi ruh seseorang setelah meninggal dunia? Menjawab pertanyaan ini, Takmir Masjid Ulil Albab Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan kajian rutin secara virtual dengan menghadirkan Ustadz Amir As-Soronji, Lc., M. Pd. I. pada selasa (7/7).

Tidak seorang pun yang boleh menyandarkan kabar mengenai hal gaib kecuali berdasarkan Al-Qur’an dan hadis yang sahih. Pernyataan mengenai ruh sebenarnya sudah ada sejak zaman Rasulullah dan para sahabat. Para nabi diperintah oleh Allah Swt. untuk menjawab, “Ruh itu adalah urusan Rabb-ku” (Q.S. Al-Israa: 85). Dengan berpedoman dengan Kitab Al Qiyamah Kubra karya Dr. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Ustadz Amir Ar-Soronji menyampaikan kajiannya.

Dulu menjelang wafatnya nabi, Allah Swt. memperlihatkan pahala yang berlimpah dan ganjaran besar yang akan mereka dapatkan di sisi-Nya di akhirat. Allah Swt. juga memberikan pilihan kepada mereka apakah ingin tetap di dunia atau pindah ke tempat yang sangat mulia. Tidak diragukan lagi bahwa nabi memilih ke tempat yang abadi yakni akhirat.

Berdasarkan HR. Bukhari, Aisyah berkata ketika malaikat pencabut nyawa datang kepada Rasulullah, sementara kepala beliau di pangkuan saya, maka Rasulullah pingsan beberapa saat. Dan tak lama kemudian ia sadar kembali, lalu beliau menatap ke atas langit-langit rumah sambil mengucapkan ya Allah pertemukanlah aku dengan teman-teman yang paling mulia. Aisyah berkata, dengan demikian Rasulullah tidak memilih untuk hidup lebih lama lagi bersama kami. Saya ingat yang pernah beliau sampaikan kepada kami ketika masih sehat, itulah kata-kata terakhir yang beliau ucapkan.”

Ustadz Amir Ar-Soronji mengatakan setiap orang yang dicabut ruhnya oleh malaikat pencabut nyawa (malaikat Izrail), maka tidak ada sekejap matapun ruh tersebut digenggamannya. Melainkan ruh tersebut langsung dipegang oleh dua malaikat yang akan mengantarkannya ke langit. Bagi seorang muslim yang sholeh dan taat kepad Allah Swt., maka sebelum diantar di langit ia dibalut dengan kain kafan dari surga dan diberi wangi-wangian dari surga yang wanginya melebihi minyak Kasturi. Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya (Q.S. Al-An’an).

Para malaikat penjaga pintu langit membuka pintu-pintu langit untuknya sambil berkata Ruh siapa yang wangi dan harum ini? malaikat pengantar ruh mengatakan Fulan bin Fulan dengan nama terbaik yang diperolehnya di dunia. Para malaikat di langit dan bumi berdoa agar rahmat baginya dan agar ruh tersebut naik melalui arah mereka. Lalu tiap malaikat di setiap langit turut mengantarkannya sampai langit ke tujuh untuk bertemu dengan Allah Swt. Para malaikat mengantarkannya sebagai bentuk kehormatan atau kemuliaan.

Allah Swt. berfirman: Tuliskan kitab hamba-Ku di tempat yang tinggi. Kembalikan dia ke bumi karena aku menciptakannya dari bumi, mengembalikannya ke bumi, dan mengeluarkannya dari bumi sekali saja. Lalu ruh orang sholeh itu kembali ke jasadnya. Dua malaikat datang dan duduk bersama seranya bertanya, Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa laki-laki yang diutus kepadamu? Darimana kamu mengetahui hal ini? Karena orang sholeh, maka ia dengan lancar menjawab pertanyaan-pertanyaan dari malaikat.

Adapun ruh yang buruk dari hamba yang tidak sholeh, setelah dicabut ruh nya lalu ia dibalut dengan kain kafan dan diberi wewangian dari neraka sehingga keluar darinya bau yang sangat busuk dan sangat tidak disukai malaikat. Para maikat yang di langit melaknatnya ketika ia dicabut, pintu-pintu langit ditutup tidak dibuka untuknya, setiap malaikat berdoa agar ruhnya tidak naik ke arah mereka. Malaikat dan ruh tadi melewati sekelompok malaikat yang bertanya ruh siapa yang sangat bau busuk ini? Malaikat pembawa ruh menjawab Fulan bin Fulan dengan nama terburuk yang digunakan di dunia. Malaikat penjaga pintu tetap tidak membukakan pintu langit.

Allah Swt. berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga onta masuk ke lubang jarum (Q.S. Al-A’raf ayat 40).

Ustadz Amir As-Soronji mengungkapkan, tentunya orang kafir tidak dapat masuk surga. Ini bahaya kekufuran, kesyirikan. Allah Swt. menyuruh malaikat untuk mengembalikannya ke bumi. Akibat pintu-pintu langit tidak dibuka untuknya, maka ruh tersebut dilempar dengan keras dari tempat yang tiggi sampai kembali ke jasadnya. Hingga akhirnya nanti datang malaikat mendekatinya untuk bertanya dan memberikan balasan terhadap perbuatannya selama masih hidup. (SF/RS)