,

Tantangan dan Strategi Jasa Konstruksi di Masa Pandemi

Program Studi Teknik lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Pusat Studi Lingkungan UII kembali mengadakan webinar membahas tantangan dan strategi yang perlu dilakukan sektor jasa kontruksi di masa pandemi Covid-19. Acara yang digelar secara virtual pada Sabtu (4/7) ini didukung oleh Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Teknik Lingkungan UII, Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi DIY, Ikatan Cendekiawan Muda Indonesia DIY, Ikatan Ahli Teknik Penyehatan dan Teknik Lingkungan DIY, serta Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia DIY.

Wabah virus corona (Covid-19) tidak hanya berdampak kepada kesehatan seseorang saja, melainkan juga bisnis atau usaha yang dijalankan turut terkena dampak tanpa memandang lama tidaknya usaha tersebut telah berjalan. Dr. Andik Yulianto., S.T., M.T., Dosen Teknik Lingkungan UII yang juga tenaga ahli sanitasi dan lingkungan mengatakan jasa konstruksi dan pendidikan teknik lingkungan telah lama berdiri di Indonesia, kurang lebih telah 55 tahun. Dalam perjalanannya muncul banyak masalah atau isu-isu baru yang mengharuskan para pelakunya turut mengupgrade diri guna beradaptasi.

“Terlebih di zaman industri 4.0 sekarang terdapat catatan yang perlu dilaksanakan agar jasa konstruksi tetap berdiri. “Bagian yang perlu dirubah adalah bagian informasi, teknologi baru, adaptasi teknik, komunikasi, dan managemen data,” sebutnya.

Menurut Pasal 12 PP 22/2020 terdapat tiga sektor dalam jasa konstruksi yang dapat menjadi pilihan para sarjana lingkungan untuk bekerja, antara lain usaha jasa konsultasi konstruksi, usaha pekerjaan konstruksi terintegrasi, dan usaha pekerjaan konstruksi. Berkembangnya dunia teknik lingkungan harus diimbangi juga dengan perubahan para ahli lingkungan. Tantangan terbesar yang sering terjadi dalam jasa konstruksi adalah fenomena atau kejadian yang belum pernah terjadi dan hal tersebut sering membuat para ahli lingkungan kaget serta harus segera berinovasi untuk menyelesaikannya.

Andik Yulianto mencontohkan dengan hasil survei 2018 oleh PT Bemaco & Direktorat SPAM bahwa masalah di SPAM terjadi karena 50% perencanaan yang belum matang di unit produksi sebab adanya kualitas air baku. “Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi tapi jangan-jangan ada hal-hal yang berubah karena ada sesuatu yang sudah tidak berubah selama ini. Maka kami lebih suka istilah adaptasi,” tambahnya.

Muhamat Selamat., S.T., Ketua IKA Teknik Lingkungan UII yang juga CEO dan Founder Lingkar Nusa Convorasion bercerita mengenai usaha yang dilakukannya selama pandemi ini. Menurutnya, kebijakan pemerintah belum bisa sejalan dengan kepentingan jasa konstruksi. Adanya penerapan di rumah saja, PSBB, dan bekerja dari rumah membuat usahanya tidak berjalan normal seperti biasanya. Untuk mengatasi hal tersebut upaya yang dilakukannya adalah dengan beradaptasi, menunda proyek, memberhentikan sell marketing, berpikir kreatif, menciptakan metode untuk menyelesaikan masalah yang ada. “Jadi kami tidak melakukan PHK karyawan meskipun keuangan sangat kecil dibandingkan dengan sebelum pandemi,” ungkapnya.

Berbeda dengan Muhamat Selamat, Direktur PT. Elmarsindo Khatulistiwa Rizky Putranto, S.T., M.T. selama pandemi ini memilih dengan bekerja di rumah begitupun dengan karyawan-karyawannya. Dengan bantuan jaringan internet dan media baru usahanya tetap dapat berjalan meskipun terdapat wabah virus corona. Menurutnya kemajuan teknologi sangat bermanfaat karena pekerjaan menjadi lebih efektif dan evisien.

Setiap saat bersama timnya, Rizky Putranto melakukan komunikasi atau self-disruption, guna meningkatkan kemampuan. Segala bentuk pekerjaannya diubah menjadi online. Hal tersebut dimulai dengan promosi usahanya di media sosial, lalu calon klien dapat menghubungi kontak person atau email, pembayaran melalui e-banking, sampai hasil dari keinginan klien dikirim secara online. Menurut Rizky Putranto setiap orang harus melek digital sebab dapat dimungkinkan kedepannya segala sesuatu dilakukan secara online.

Pekerjaan secara online atau langsung terjun ke lapangan selalu memiliki resiko yang tidak dapat dihiraukan oleh setiap pekerja. Kecelakaan dapat diterjadi sebelum bekerja seperti dalam perjalanan, saat bekerja, atau setelah pekerjaan selesai. Oleh karena itu perlu diperhatikan keselamatannya. Adam Ikhya Alfarokhi., S.T., sebagai SHE Officer PT Wijaya Karya mengatakan sulit jika ingin membudayakan keselamatan sebab setiap orang memiliki karakter dan pandangan yang berbeda-beda. Oleh karenanya jika ingin membuat keselamatan menjadi sebuah budaya maka harus dengan paksaan agar menjadi kebiasaan, dan kebiasaan itu akan menjadi budaya.

“Setiap orang yang bekerja selalu ditunggu oleh keluarganya dalam keadaan sehat dan selamat. Keselamatan itu penting karena jika gagal mengelola keselamatan maka akan gagal mengelola bisnis,” tutupnya. (SF/RS)