Covid-19 Sebagai Pemantik Mendesain PT Masa Depan

Pandemi virus corona (Covid-19) memberi pukulan bagi berbagai sektor, tak terkecuali sektor perguruan tinggi (PT). Sebagai lembaga yang bergerak di bidang jasa pendidikan, PT dituntut lincah dan adaptif terhadap perubahan sebagai imbas pandemi Covid-19. Hal itu tergambar dalam hasil survei terhadap 66 PT di DIY dalam diskusi “Hari Pendidikan Nasional 2020” LLDIKTI Wilayah V D.I. Yogyakarta yang diadakan belum lama ini.

Survei tersebut diikuti 66 PT di DIY yang terdiri dari 15 universitas, 25 sekolah tinggi, 15 akademi, 8 politeknik, 7 institut, dan 1 akademi komunitas. Ke 66 PT itu ditaksir memiliki 189.351 mahasiswa, 6.720 dosen, 4.975 tenaga kependidikan, dan 506 program studi. Hasil survei menunjukkan berbagai langkah PT dalam menyikapi pandemi Covid-19.

Langkah yang diambil, antara lain sebanyak 100% responden menyatakan mereka telah memberlakukan pembelajaran daring, 89,4% melakukan pelacakan posisi dan kondisi mahasiswa, 87,9% telah mengembangkan sistem penerimaan mahasiswa baru yang lebih adaptif, 63,6% memberi bantuan logistik kepada mahasiswa yang tidak mudik, 59,1% memberi bantuan biaya koneksi internet untuk mahasiswa, serta sekira 40% juga menyediakan layanan konsultasi kesehatan dan psikologis.

Sementara itu, hasil survei juga menunjukkan kepedulian PT untuk membantu warga di sekitarnya. Sebanyak 51,5% PT responden memberi bantuan sosial, 27,3% turut memproduksi alat kesehatan, 22,7% mengembangkan kajian akademik terkait pandemi, 13,6% turut membantu ekonomi kerakyatan, serta juga memberi layanan konsultasi kesehatan dan psikologis.

Sayangnya kondisi PT dapat berkembang ke arah yang mengkhawatirkan apabila pandemi berkepanjangan. Menurut survei, jika pandemi masih terjadi hingga Oktober 2020, hanya 26 PT yang mengaku sanggup bertahan. Jumlah PT yang mengaku sanggup bertahan terus menurun di bulan berikutnya, yakni 24 PT pada November 2020, dan 6 PT saja pada Desember 2020.

Menanggapi hal itu, Rektor UII Prof. Fathul Wahid, Ph.D menyebut masing-masing PT memiliki karakter yang unik. Ia membaginya ke dalam PT berkarakter loosely coupled systems dan PT berkarakter organized anarchies.

Ketika menyikapi pandemi, hal terbaik yang menurutnya dapat dilakukan PT adalah dalam lingkup model dan teknologi pembelajaran, pendekatan dan fokus penelitian, pendekatan pada pengabdian kepada masyarakat, serta memperhatikan proses bisnis khususnya siklus hidup mahasiswa, calon mahasiswa prospektif, dan alumni yang kontributif.

Selanjutnya, ia juga menyarankan agar PT pandai dalam mengelola ekspektasi, membuka ruang toleransi dan kompromi, serta fokus pada mahasiswa, resiliensi keuangan, dan memberikan dukungan ke dosen dan tenaga kependidikan.

Beragam Prestasi Diraih UII

Beragam prestasi berhasil ditorehkan Universitas Islam Indonesia (UII) dalam kurun waktu tahun 2019, baik secara kelembagaan maupun individu oleh Dosen, Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa. Hal ini nampak dalam paparan diskusi memperingati Hari Pendidikan Nasional 2020 yang diselenggarakan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah V D.I. Yogyakarta.

Salah satunya, di tahun 2019 berhasil meraih peringkat terbaik Perguruan Tinggi Swasta (PTS) LLDIKTI Wilayah V di bidang kemahasiswaan berdasarkan bentuk Perguruan Tinggi (Simkatmawa Tahun 2019). Posisi UII mengungguli kampus lain dengan nilai kinerja kemahasiswaan 1.758. Hingga tahun 2019 ini, tercatat UII juga merupakan PTS dengan status akreditasi intitusi A.

Pada kategori Tenaga Pendidik dan Non Kependidikan Tingkat LLDIKTI Wilayah V dan Tambahan Karya Terbaru Kategori Dosen Bidang Sosial Humaniora, Hazhira Qudsyi, S.Psi., M.A. Dosen pada Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya UII berhasil meraih peringkat pertama. Beberapa tambahan karya di tahun 2019 yang dihasilkan antara lain dua buah Jurnal Internasional Bereputasi (Scopus), Book Chapter Internasional dan dua buah prosiding internasional.

Tidak hanya itu, prestasi membanggakan juga di raih dua Tenaga kependidikan UII. Masing-masing yakni Riyanto, A.Md. dengan torehan Juara II Laboran berprestasi Kemenristekdikti 2019 dan Mirani Desi Ekowati, S.E., sebagai finalis Tenaga Administrasi Akademik Kemenristek DIKTI 2019.

Sementara pada kategori mahasiswa berprestasi dalam kejuaraan yang diselenggarakan di tingkat LLDIKTI Wilayah V Tahun 2019, Alif Muhammad Gultom berhasil meraih Juara I pada Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Program Sarjana Tingkat Wilayah Tahun 2019. Prestasi lainnya diukir Ratih Lestari dengan torehan Juara I pada Olimpiade Nasional MIPA Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT) Tingkat Wilayah Tahun 2019, Khusus Mahasiswa PTS Bidang Kimia.

Pada ajang Olimpiade Nasional MIPA Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT) Tingkat Wilayah Tahun 2019, tiga mahasiswa UII lainnya yakni Nurdina Nisaa Filanti, Anggraini Dwi Saputri, Sofwatul Izzah juga menjadi finalis delapan besar.

Beragam capaian prestasi yang diraih tersebut menunjukkan bahwa sivitas akademika UII mampu menunjukkan keunggulan untuk bersaing. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa eksistensi UII bukan hanya terlihat dari semakin baiknya manajemen kelembagaan, tetapi juga k dari kualitas Dosen, Tenaga Kependidikan dan mahasiswanya dibuktikan dengan raihan prestasi. (RS/ESP)