,

Arsitektur Mengekspresikan Kebudayaan Komunitas

Arsitektur merupakan cerminan komunitas sekaligus ekspresi kebudayaan yang dipengaruhi agama, bahasa, tradisi, dan seni. Perubahan pada salah satu faktor tersebut, dapat mengakibatkan perubahan ekspresi budaya. Demikian disampaikan oleh Prof. İbrahim Numan dari Fatih Sultan Mehmet Vakif University (FSMVU), Istanbul Turki, pada Seminar Karya dan Pameran Arsitektur Indonesia Sakapari 2020, pada Sabtu (1/2).

Ibrahim Numan dalam materinya bertema, “Tinjauan Umum tentang Arsitektur Komunitas Umat Muslim” juga mengulas bangunan bersejarah yang menjadi kiblat umat Islam dunia, Ka’bah.

Ka’bah Terdiri dari transisi antara dunia fana dan dunia absolut dengan menyediakan pintu, celah spiritual. “Ka’bah juga dianggap sebagai manifestasi migrasi vertikal menuju absolut. Ka’bah adalah simbol dari dimension yang ditransfer ke absolut.” Jelas Ibrahim Numan.

Selain seminar internasional, juga diselenggarakan plenary session yang menghadirkan lima pemateri dengan topik pembahasan arsitektur Islam tradisional dan arsitektur Indonesia Timur. Pembicara yang hadir antara lain Wazid K. Bahri, S.Ars., IAI dan Dian Farisa, S.Ars yang membahas arsitektur khas Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Fachri Muzaki, S.Ars yang menyampaikan arsitektur Sumba, Mutia A. Febriana, S.Ars yang bercerita tentang arsitektur Gurusina, Flores dan Furqon Badriantoro, S.Ars yang memaparkan arsitektur Nggela, Flores.

Kelima pembicara merupakan alumni jurusan arsitektur yang menerima tugas sebagai pendamping program revitalisasi desa adat dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi sejak tahun 2016 hingga 2019.

Sakapari 2020 yang mengambil tema “Sustainability in Architecture” merupakan kegiatan rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) UII bekerja sama dengan Sustainability in Architecture (SIA). Kegiatan yang berlangsung sepekan itu, diawali dengan pameran produk arsitektur karya mahasiswa, diikuti seminar internasional, dan presentasi karya tulis ilmiah.

Sebanyak seratus makalah berhasil dikumpulkan, yang selanjutnya dipresentasikan pada acara tersebut. Ar. Stefy Prasasti Anggraini, S.T., M.Arch selaku Ketua Panitia Sakapari (SIA) 2020 menggarisbawahi beberapa poin dari konferensi. Di antaranya yakni Kepedulian terhadap alam dan perencanaan serta keselamatan bangunan menjadi penting; Pemilihan software tepat untuk membantu perkembangan arsitektur berkelanjutan; Ragam kegiatan manusia dan bangunan penting dikaitkan dengan manusia dari aspek fisiologis dan psikologis terhadap ruang; Desain selubung bangunan yang baik dapat memberikan kenyamanan bangunan; Evaluasi termal memberikan kesimpulan tidak semua bagian memiliki kenyamanan termal yang sama; Isu pemanasan global dan penumpukan limbah di dunia juga menjadi topik inovasi yang dapat dikembangkan dalam bidang arsitektur.

Selain itu, Stefy Prasasti juga mengumumkan Pemenang Blue Ribbon KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang merupakan mata kuliah di Jurusan Arsitektur, Pemenang Best Paper, serta Pemenang Best Presenter. Pemenang Blue Ribbon KTI diraih oleh Aussie Virnandya Wijayanto, dengan dosen pembimbing Dr. Ir. Sugini, M.T., IAI, GP. (Studi Komparasi Kinerja Termal Panel Botol Kaca Bekas Berfluida sebagai Komponen Fasad).

Best Paper diraih oleh Rendy Rian Sandhika dan Suparwoko dengan judul makalah Perubahan Aktivitas dan Lanskap Alun-Alun Selatan Berdasarkan NIlai-nilai Budaya Keraton Yogyakarta. Sementara best presenter diraih oleh Hilmi Nur Fauzi dan Sugini, serta makalahnya berjudul Nilai Sound Transmission Class Pada Inovasi Panel Botol Bekas. (DD/ESP)